REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menerbitkan surat perintah untuk menangkap kapal tanker Iran, Grace 1. Kapal itu diketahui baru saja dibebaskan Gibraltar setelah dituding berupaya mengirim pasokan minyak ke Suriah.
Surat perintah penangkapan itu dikeluarkan pengadilan federal di Washington. Pengacara AS untuk Distrik Columbia Jessie Liu mengatakan, terdapat perusahaan yang diduga melakukan pencucian uang senilai jutaan dolar melalui pengiriman yang dilakukan Grace 1.
“Skema ini melibatkan banyak pihak yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi Iran dan dilanjutkan dengan perjalanan menipu dari Grace 1,” kata Liu dalam keterangan yang dirilisnya, Sabtu (17/8).
Departemen Luar Negeri AS belum memberikan keterangan terkait surat perintah penangkapan tersebut. Pentagon pun menolak memberikan komentar. Sebelumnya Departemen Kehakiman AS telah mengajukan permohonan ke pengadilan Gibraltar agar menyita Grace 1.
"Departemen Kehakiman AS telah mengajukan permohonan untuk menyita Grace 1 atas sejumlah tuduhan yang sekarang sedang dipertimbangkan," kata Pemerintah Gibraltar dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
Menteri Utama Gibraltar Fabian Picardo enggan menanggapi permohonan penyitaan AS. Namun ia akan tunduk pada yurisdiksi Mahkamah Agung Gibraltar.
“Kasus ini bisa kembali ke pengadilan sepenuhnya," katanya.
Pada 4 Juli lalu, Marinir Kerajaan Inggris menangkap Grace 1 saat melintasi Selat Gibraltar. Tindakan tersebut dilakukan karena Grace 1 diyakini hendak mengirim pasokan minyak ke Suriah.
Pemerintah Iran telah membantah tuduhan tersebut. Namun, Teheran memang tak mengungkap ke mana tujuan akhir kapalnya.
Awalnya, Grace 1 hendak dibebaskan dua pekan setelah penangkapan. Namun menjelang waktu pelepasan, Mahkamah Agung Gibraltar memutuskan memperpanjang masa penahanannya hingga satu bulan ke depan.
Penahanan Grace 1 tak pelak membuat Iran gusar. Pada 19 Juli lalu, Garda Revolusi Iran menangkap kapal tanker Inggris, Stena Impero, saat melintasi Selat Hormuz. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membantah penangkapan Stena Impero merupakan aksi pembalasan untuk Grace 1.
“Kapal Inggris telah menolak sinyalnya selama lebih dari yang diizinkan (dan) melewati kanal yang salah, membahayakan keselamatan dan keamanan pengiriman serta navigasi di Selat Hormuz, yang menjadi tanggung jawab kami,” ujar Zarif.
Oleh sebab itu, dia berharap Inggris dapat memahami hal tersebut. “Penting bagi semua orang menyadari, penting bagi Boris Johnson memahami Iran tidak mencari konfrontasi militer,” kata dia.