REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) masih menunggu pembayaran tunggakan dari rumah sakit yang menyediakan fasilitas pembayaran melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kalbe mengklaim total tunggakan mencapai lebih dari Rp 200 miliar.
"Iya sekitar itulah (Rp 200 miliar), bisa dihitung sebetulnya," ujar Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, Bernadus Karmin Winata, dalam konferensi pers Public Expose 2019, Selasa (20/8).
Bernadus mengungkapkan jumlah tunggakan tersebut merupakan akumulasi dari sejak BPJS mulai beroperasi pada awal 2014 lalu. Hingga saat ini, lanjut Bernadus, tren penunggakan tersebut masih terus mengalami peningkatan.
Meskipun tidak menyebutkan secara rinci, Bernadus mengakui, tunggakan ini cukup berpengaruh terhadap kinerja keuangan perseroan. Bernadus berharap pemerintah bisa segera memberikan solusi yang terbaik untuk persoalan ini.
Bernadus juga berharap manajemen rumah sakit bisa mengatur cash flow dengan baik. Menurutnya, penunggakan terjadi juga disebabkan cash flow rumah sakit yang kurang lancar.
"Tergantung dari rumah sakit nya bagaimana mereka bisa mengatur cash flow dengan baik sehingga bisa memenuhi kewajibannya," tutur Bernadus.
Kalbe mengapresiasi langkah pemerintah yang menaikkan anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Bernadus berharap kenaikan anggaran tersebut bisa berdampak positif terhadap pembayaran-pembayaran tunggakan.