REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedang merupakan senjata utama serdadu Muslim, baik infanteri maupun kavaleri. Pedang digunakan untuk pertahanan pribadi, adu pedang dan pertempuran tunggal. Pedang merupakan salah satu senjata yang paling dihormati bahkan seringkali diberi nama.
"Kami mempunyai beberapa catatan mengenai hal ini dari periode awal Islam. Tetapi masih belum bisa diidentifikasi adanya sejenis pedang khas Islam, karena panjang, bentuk dan konstruksinya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain," tutur al-Hassan Hill.
Menurut al-Hassan, dahulu di Semenanjung Arab, panjang pedang menjadi salah satu tanda pengenal anggota suku. Salah satu jenis pedang ternama bernama Scimitar lengkung. Pedang ini kerap kali disebut sebagai senjata khas Umat Muslim. Dalam manuskrip Arab tertulis bahwa pedang ini muncul belakangan.
"Pedang itu diperkirakan pertama kali dipakai pada abad ke-8 H atau ke-14 M, waktu pastinya tidak diketahui," kata al-Hassan dan Hill.
Selain itu, juga dikenal pedang lurus Abbasiyah, yang pada bilahnya tertulis tanggal pada abad ke-9 M, merupakan jenis pedang yang paling banyak digunakan di negeri-negeri Islam pada abad pertengahan.
Pedang ini juga banyak dicontohkan dalam ilustrasi-ilustrasi dan dipamerkan di museum-musem, salah satunya di Topkapi Sarayi Muzesi, Istanbul. Al-Hassan dan Hill menjelaskan bilah pedang (nasl) mempunyai satu sisi yang tajam (syafra), melengkung sepanjang satu rentangan (sekitar 22 sentimeter) ke bagian ujungnya (dhu'aba).
Bagian yang melengkung itu disebut midrab (dada), karena bagian ini yang digunakan untuk menyerang lawan. Sedangkan bagian punggung (matn) kadang-kadang sedikit melengkung ke arah midrab (dada). Sedangkan, pangkal pedang yang dalam bahasa Arab disebut maqbid atau nasab mempunyai kepala atau ujung berbentuk bola (saylan) dan sebuah bentukan melintang (kulab), pangkal pedang terbuat dari baja, gading, kayu hitam (ebony) atau bahan-bahan keras lainnya.