REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Depok 2020, suhu politik mulai memanas, bahkan dikabarkan Wali Kota Depok Muhammad Idris sudah sibuk mencari pendamping dan kendaraan politik untuk kembali maju sebagai calon wali kota Depok.
Hal itu berbeda terbalik dengan sikap Waki Wali Kota Depok, Pradi Supriatna yang lebih memilih untuk menuntaskan kinerjanya hingga berakhir tugas pada September 2020. "Saya masih fokus bekerja untuk menuntaskan sejumlah program pembangunan hingga September 2020," ujar Pradi saat berbicang-bicang dengan Republika, Ahad (25/8).
Pradi mengutarakan, menuntaskan pekerjaan untuk kepetingan masyarakat lebih penting daripada memikirkan diri sendiri dan golongan. "Amanah rakyat yang diberikan ke saya itu bekerja hingga September 2020. Saya bekerja untuk rakyat dan saya berusaha juga tetap kompak dengan pak wali kota kok," terang Ketua Partai Gerindra Kota Depok ini.
Menurut Pradi, Pilkada Depok baru mulai berlangsung pada April 2020, jadi belum saatnya untuk kasak-kusuk mencalonkan diri. "Pilkada Depok masih jauh, bekerja untuk rakyat lebih penting," ucapnya.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris dan Wakil Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna diusung Partai Gerindra dan PKS dalam Pilkada Depok 2015. Hasil Pemilu 2019, ada tiga partai yang dapat mengusung langsung calon wali kota dan wakil wali kota Depok yakni PKS dengan 12 kursi, disusul Partai Gerindra dan PDIP dengan 10 kursi.
"Saya belum menentukan sikap, sekali lagi fokus bekerja untuk rakyat lebih penting," tegas Pradi.