Ahad 25 Aug 2019 22:00 WIB

Erdogan akan Bertemu dengan Putin di Moskow

Isu Suriah diyakini menjadi salah satu pembicaraan di antara keduanya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin  di Moskow pada Selasa (27/8). Hal itu diumumkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

“Ya,” kata Peskov saat dikonfirmasi tentang apakah Putin akan bertemu Erdogan pada Selasa mendatang seperti dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Sabtu (24/8). Kabar perihal rencana pertemuan kedua pemimpin itu pertama kali disiarkan Reuters.

Baca Juga

Pada Jumat lalu, Erdogan dan Putin telah melakukan pembicaraan via telepon. Mereka membahas sejumlah isu, seperti penanggulangan terorisme dan penyelesaian konflik Suriah. Keduanya juga bertukar pandangan tentang agenda Timur Tengah dan pengembangan lebih lanjut dari kerja sama bilateral.

Sebelumnya juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan, Putin, Erdogan, dan Presiden Iran Hassan Rouhani akan melakukan pertemuan di Ankara pada 16 September mendatang. Pertemuan itu dikhususkan untuk membahas tentang konflik Suriah.

Saat ini Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen sedang berusaha memajukan proses perdamaian Suriah. Pedersen mengatakan, dia tengah mencoba untuk mengatur sebuah komite untuk mengawasi proses reformasi konstitusi Suriah.

Dalam proses tersebut, PBB tak hanya melibatkan pihak pemerintah dan oposisi Suriah, tapi juga mengajak negara-negara yang memiliki peran dalam konflik di negara tersebut, seperti Iran, Turki, Rusia, dan Amerika Serikat (AS). Pedersen juga berencana melibatkan Arab Saudi, Mesir, dan Yordania dalam proses perdamaian.

Konflik Suriah yang berlangsung sejak 2011, telah menyebabkan lebih dari 360 ribu orang tewas. Perang tak berkesudahan juga memaksa jutaan warga Suriah mengungsi ke berbagai negara, termasuk Eropa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement