Ahad 25 Aug 2019 23:51 WIB

Pengusaha Korea Selatan Kompak Hapus Produk Jepang

Keputusan Pengusaha Korea Selatan merupakan aksi anti-Jepang

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang demonstran Korea Selatan (Korsel) merobek foto Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di depan Kedubes Jepang di Seoul, Rabu (17/7). Protes dilakukan mengecam keputusan Jepang membatasi ekspor ke Korsel.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Seorang demonstran Korea Selatan (Korsel) merobek foto Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di depan Kedubes Jepang di Seoul, Rabu (17/7). Protes dilakukan mengecam keputusan Jepang membatasi ekspor ke Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sejumlah pusat perbelanjaan sepakat menghapus produk-produk Jepang dari set hadiah liburan Chuseok, festival panen Korea Selatan, yang akan berlangsung selama 12 hingga 14 September nanti. Biasanya, untuk merayakan Chuseok, warga Korea Selatan akan bertukar set hadiah, mulai dari buah-buahan segar hingga daging sapi. 

Barang-barang asal Jepang juga biasanya menjadi komponen penting dalam set hadiah Chuseok, mulai dari sake, wagashi, dan beberapa jenis penganan tradisional Jepang lainnya. Namun, sejumlah pejabat industri Korea Selatan memastikan akan menghapus kebiasaan itu dan menggantinya dengan barang-barang lokal.

Baca Juga

Keputusan ini merupakan bagian dari aksi anti-Jepang yang akhir-akhir ini ramai dilakukan warga Korea Selatan. Hyundai Department Store mengatakan akan menghapus sake dan wagashi, sejenis penganan tradisional Jepang dari set kado Chuseok, sebagai respon atas sentimen negatif konsumen terhadap produk Jepang. Sebagai gantinya, ia akan menawarkan daging sapi Korea kuantitas tinggi premium, yang disebut hanwoo.

"Kami mengeluarkan sekitar tiga hingga enam produk Jepang dari buku panduan pemberian hadiah kami. Sebaliknya, kami sudah menyiapkan 52.000 kotak hadiah hanwoo," kata pejabat Hyundai Department Store yang dilansir Republika dari Korea Times, Ahad (25/8). 

Shinsegae Department Store memutuskan menghentikan penjualan kue wagashi, mochi, dan roll dari gift set-nya, meskipun sebelumnya mereka menjual seluruh produk itu tahun lalu. Sementara Lotte Department Store menghapus gift set yang menawarkan sake dan campuran bumbu Jepang.

E-mart, rantai diskon terbesar Korea, mengatakan pihaknya memutuskan untuk menghilangkan wiski Jepang dari hadiah-hadiah gourmetnya. "Alasan utama kami memutuskan untuk meninggalkan wiski Jepang dari hadiah adalah karena penjualan rendah tahun lalu," kata seorang pejabat E-mart.

"Sejak boikot dimulai pada Juli, semua produk Jepang dikeluarkan dari rak. Jadi, penghapusan itu tidak akan mempengaruhi penjualan," sambungnya.

CU, salah satu jaringan toko serba ada terbesar di Korea, mengatakan sekitar 97 persen dari set suvenirnya, tidak termasuk minuman keras, terbuat dari produk lokal. Mereka juga mengatakan akan lebih banyak menjual produk lokal untuk liburan Chuseok.

"Mengingat bahwa produk pertanian sebagian besar merupakan set hadiah, kami akan memperkenalkan banyak buah yang ditanam secara lokal dan mendorong konsumsi barang-barang domestik untuk liburan Chuseok," kata seorang pejabat CU.

Kampanye sukarela yang dilakukan warga Korea Selatan untuk memboikot barang-barang buatan Jepang telah terjadi sejak Tokyo memberlakukan pembatasan ekspor pada bahan-bahan berteknologi tinggi ke Seoul pada 4 Juli lalu. Aksi Jepang ini dipandang sebagai pembalasan terhadap keputusan Mahkamah Agung Korea Selatan yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi bagi korban kerja paksa pada masa jajahan Jepang.

Aksi ini disusul dengan keputusan Jepang untuk mengeluarkan Korea dari daftar putih mitra dagang pilihannya, pada 2 Agustus lalu. Tindakan Jepang ini pula yang menambah antusias warga Korea Selatan untuk memboikot segala macam produk asal negara sakura itu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement