Selasa 27 Aug 2019 13:58 WIB

Produksi PT Timah Naik Tiga Kali Lipat

Penjualan logam timah masih didominasi untuk pasar ekspor.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Logo PT Timah
Logo PT Timah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah Tbk mencatat realiasi produksi logam timah pada semester I 2019 sebesar 37,7 ribu metrik ton (MT). Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibanding semester I 2018 yang sebesar 12,3 ribu MT.

"Dari sisi penjualan pun berhasil kami tingkatkan dari 12,7 ribu metik ton pada semester I 2018 jadi 31,6 ribu metrik ton pada I 2019," ujar Sekretaris Perusahaan PT Timah Amin Haris Sugiarto saat jumpa pers public expose 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (27/8).

Baca Juga

Amin menyampaikan, penjualan logam timah masih didominasi untuk pasar ekspor sebesar 98 persen, sementara sisanya yakni dua persen untuk pasar domestik. Amin meyakini kinerja operasional perusahaan akan terus meningkat menyusul penguatan dari sisi manajemen, di mana dalam RUPS pada April, Timah menambah satu direksi baru yakni direktur niaga.

"Penambahan direksi baru ini kami berupaya memperkuat aspek komersial," ucap Amin.

Upaya perluasan pasar, kata Amin, juga dilakukan Timah melalui kerja sama dengan PT Bursa Berjangka Jakarta, PT Kliring Berjangka Persero, dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).

"Kami ingin sinergi BUMN lebih mantap dan upaya ini menunjukan kami serius menciptakan nilai tambah untuk masyarakat Bangka Belitung," lanjut Amin.

Amin menilai peningkatan produksi Timah tidak lepas dari dukungan regulasi pemerintah yang berkaitan dengan verifikasi cadangan dan asal usul timah. "Kami memiliki pangsa pasar lebih dari 20 persen untuk ekspor timah dunia, sebelumnya pangsa pasar timah di pasar global dunia kurang 10 persen, jadi saat ini kami memiliki market share yang lebih besar lagi," tuturnya.

Amin menambahkan, dengan adanya peraturan dari menteri ESDM seperti peraturan menteri ESDM nomor 11 tahun 2018 dan nomor 26 tahun 2018 itu sangat menguntungkan Timah dan menunjukkan betapa pemerintah sangat serius untuk aspek tracibility, asal usul dari cadangan, dan juga transparansi.

Amin melanjutkan, ke depan pasar internasional, dalam hal ini London Metal Exchange (LME), pada April lalu telah mengeluarkan rencana untuk  memperkenalkan responsible sourcing. Dengan begitu, kata Amin, seluruh brand logam yang terdaftar di LME mulai 2020 akan ada persyaratan yang harus dipenuhi.

"PT Timah, kami berusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut. Kami sebagai anggota International Tin Association (ITA), dan BOD kami juga salah satu member di LME, kami yakin dapat memenuhi segala persayaratan yang disebutkan LME, terutama tracebility research dan transparansi," ungkap Amin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement