Selasa 27 Aug 2019 16:40 WIB

Pengembangan Kendaraan Listrik Dimulai dari Angkutan Umum

Angkutan umum dinilai pemakaiannya jelas sehingga perlu kelengkapan infrastrukturnya.

Red: Friska Yolanda
TAKSI LISTRIK. Awak armada e-Taxi Silver Bird membuka pintu penumpang mobil Tesla X75 di Port Charging Bluebird di Jakarta, Senin (22/4).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
TAKSI LISTRIK. Awak armada e-Taxi Silver Bird membuka pintu penumpang mobil Tesla X75 di Port Charging Bluebird di Jakarta, Senin (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong investasi kendaraan bertenaga listrik dimulai dari pengembangan angkutan umum. Angkutan umum dinilai sebagai kendaraan yang pemakaiannya sudah jelas sehingga kelengkapan infrastruktur dapat lebih mudah untuk disiapkan. 

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan, dorongan terhadap pengembangan angkutan umum berbasis tenaga listrik juga sejalan dengan target Kementerian Perhubungan yang menargetkan 10 persen angkutan umum harus bertenaga listrik. 

Baca Juga

"Kendaraan listrik kita dorong dari angkutan publik karena sudah jelas penggunaannya. Rute juga sudah jelas. Jadi infrastrukturnya gampang disiapkan," kata Putu saat ditemui di Jakarta, Selasa (27/8). 

Hanya saja, diakui Putu, pengembangan angkutan umum bertenaga listrik menghadapi tantangan dari segi kapasitas dan ukuran baterai. Sebab, angkutan umum massal, seperti bus, akan membutuhkan tenaga yang lebih besar sehingga baterai perlu menyesuaikan. Hal itu membuat harga kendaraan menjadi tinggi. 

Sebagai solusi, kata Putu, perlu banyak terdapat Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU). "Jika stasiun pengisian banyak, maka baterai kendaraan umum tidak terlalu mahal sehingga harga kendarannya bisa ditekan. Itu nanti kita bahas dan akan disesuaikan," kata dia. 

Kemenperin pun mendorong para pelaku bisnis swasta untuk ikut masuk ke bisnis penyedia SPLU. Sebab, dibutuhkan investasi dalam jumlah yang besar sehingga pemerintah membutuhkan dukungan. Pihaknya mengaku bahwa pemerintah tengah menyiapkan skema investasi untuk menarik para pelaku usaha mendirikan SPLU. 

Lebih lanjut, Putu menyampaikan, industri komponen otomotif di dalam negeri masih memiliki ruang untuk berkembang memproduksi komponen mobil listrik. Menurut Putu, pengembangan mobil listrik tentu akan dilakukan secara bertahap sehingga semua pelaku terkait memiliki waktu untuk menyesuaikan diri. 

"Kita punya kesempatan berkembang yang luar biasa, terutama industri komponen. Sesuaikan dengan perkembangan power train kendaraan listrik," ujar dia. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement