REPUBLIKA.CO.ID, SILVERSTONE -- Marc Marquez mengaku marah usai dua kali gagal finis terdepan, setelah disalip di tikungan terakhir oleh lawan. Namun, itu karena ada kekhawatirannya terhadap performa tunggangannya, Honda RC213V.
Saat kalah cepat oleh pembalap Suzukui Alex Rins di GP Inggris, Marquez harus memikirkan performa bannya yang cepat habis. Juara bertahan MotoGP itu juga mengeluhkan konsumsi bensin dari motor yang ditungganginya tersebut.
Oleh karena itu, dalam dua balapan terakhir, Marquez tidak ingin mengambil risiko. Ia tak memaksakan diri finis di posisi terdepan.
''Sulit bertahan karena saya tidak tahu titik lemahnya (Rins). Tapi saat saya coba menerapkan strategi saya di tengah balapan untuk mengikutinya dalam beberapa lap untuk menyelamatkan ban, menyimpan bensin, dan untuk tahu di mana ia akan kesulitan, dia malah sedikit mendekat,'' ujar Marquez dikutip dari Crash, Rabu (28/8).
Setelah mengetahui kondisi motornya, Marquez pun mulai tak mempedulikan finis kemenangan. Saat itu, ia hanya peduli dengan poin.
Jika memaksakan diri, lanjut Marquez, ia bisa saja disalip oleh Maverick Vinales yang berada di posisi tiga dan hanya meraih 16 poin. Sebenarnya, Marquez mengaku selalu menerapkan strateginya tersebut sejak 2017 dan 2016, dengan bertahan di belakang dan 'menyerang' di lima lap terakhir dengan melakukan manajemen ban yang lebih baik.
''Tapi sekarang saya berada di situasi kejuaraan yang berbeda. Untuk memenangkan pertarungan terakhir, Anda harus kalah (dalam) beberapa pertarungan,'' jelas Marquez.