REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Taqi al-Din dikenal sebagai penemu mesin pompa air. Dalam bukunya, ia memodifikasi mesin pompa air ilmuwan lainnya, al-Jazari. Selain itu, ia juga mengenalkan mesin pompa air rancangannya sendiri dan menjadi model pengembangan teknologi pompa air berikutnya.
Taqi al-Din memiliki nama lengkap Taqi al-Din Abu Bakar Muhammad bin Zayn Al-Din Maruf al-Dimashqi al-Hanafi. Namun, ia sering dipanggil Taqi al-Din al-Rasid. Ia lahir di Damaskus, Suriah. Ia banyak belajar dari ayahnya, termasuk ilmu agama.
Begitu Taqi al-Din menginjak usia remaja, ia menimba ilmu di Damaskus dan Mesir. Ia juga mempelajari matematika dari ilmuwan yang bernama Shihab al-Din al-Ghazzi. Sedangkan, guru astronominya yang paling berpengaruh adalah Muhammad bin Abi al- Fath al-Sufi.
Namun, dari berbagai macam karya ilmiahnya, Taqi al-Din terkenal dengan berbagai macam penemuannya di bidang teknik dan mekanik. Salah satu karya terbesarnya adalah buku yang berjudul al-Turuq al-Saniya fil-ala-t al-Ru-haniyya yang ditulis di Damaskus pada 1551.
Buku tersebut berisi tentang deskripsi dan ilustrasi berbagai macam alat-alat mekanik, antara lain jam, peralatan angkat berat, mesin pompa air, dan berbagai macam mesin lainnya. Ia juga menggambarkan cara kerja mesin uap air dan turbin uap air. Pada 1559,
Taqi al-Din juga menemukan mesin pompa air enam silinder, monoblok, yang membuatnya kian masyhur. Bukan hanya itu, dia juga menciptakan berbagai macam jam yang memiliki tingkat akurasi tinggi. Dia merupakan penemu jam alarm mekanis pertama.
Jam tersebut menggambarkan waktu secara perinci, dari hitungan menit hingga detik. Taqi al Din, selain tertarik dengan masalah mekanik, juga tertarik di bidang astronomi dan terkenal sebagai pendiri dan direktur observatorium Istanbul, Turki (1575- 1580).
Karya Taqi al-Din yang berjudul al-Turuq al-Saniya bertahan dan memiliki beberapa naskah salinan yang disimpan di berbagai perpustakaan di seluruh dunia. Salah satunya adalah Perpustakaan Dar al-Kutub al- Misriya di Kairo, Mesir.
Salinan bukunya juga ada di perpustakaan lain, seperti di Chester Beatty di Dublin, Irlandia, dan Kandilli Observatory Istanbul, Turki. Pada 1976, Ahmad Yusuf al-Hassan, seorang ilmuwan, menerbitkan reproduksi salinan naskah Taqi al-Din yang ada di Dublin disertai kajian menyeluruh.