REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok pada Kamis (5/9) mengumumkan pembentukan kabinet pertama sejak penguasa lama Omar Hassan al-Bashir terguling pada April. Pemerintahan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan pembagian kekuasaan selama tiga tahun yang diresmikan pada Agustus antara pihak militer, kelompok masyarakat sipil, dan kelompok-kelompok pemrotes.
PM Sudan mengumumkan 18 nama dalam susunan kabinet baru. Ia mengatakan bahwa dua menteri lainnya akan diumumkan kemudian.
"(Pemerintah baru) akan segera menjalankan tugasnya secara bersama dan harmonis," kata Hamdok saat konferensi pers di Khartoum pada Kamis malam.
"Hari ini, kita memulai fase baru dalam sejarah kita," katanya.
Pemerintah baru merupakan langkah penting dalam transisi dari hampir 30 tahun di bawah kekuasaan Bashir, ketika Sudan didera sejumlah konflik internal, masalah pengasingan internasional serta ekonomi yang terpuruk. Namun, kejatuhan Bashir pada Agustus ditandai ketegangan antara pasukan keamanan berpengaruh dan kelompok sipil, yang menuntut demokrasi, reformasi serta keadilan bagi mereka yang terbunuh selama penindakan keras terhadap aksi protes.
Pengumuman susunan kabinet sempat tertunda karena aksi tawar-menawar posisi.