Selasa 10 Sep 2019 02:21 WIB

Permukiman Bantaran Ciliwung Bogor Jadi Pilot Project Kota Tanpa Kumuh

Belasan rumah di Kelurahan Sempur, Kota Bogor, akan menjadi pilot project Kotaku

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Belasan rumah di Kelurahan Sempur, Kota Bogor, akan menjadi pilot project Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program Kotaku ini dilaksanakan pemerintah pusat untuk menurunkan angka kawasan kumuh.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengatakan, Kota Bogor menjadi salah satu wilayah yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR. Bersama dengan 269 kota/kabupaten lainnya di Indonesia, Bogor yang ditetapkan mengikuti program Kotaku sejak 2016 lalu.

AYO BACA : Bogor Lakukan Studi Kelayakan Pengoperasian Trem

"Akan ada 19 rumah yang menjadi pilot project program Kotaku ini, lokasinya di Kelurahan Sempur. Nanti, rumah-rumah yang saat ini posisinya membelakangi sungai Ciliwung, akan diubah menjadi halaman depan," ujar Dedie, Senin (9/9/2019).

Untuk merealisasikan program tersebut, sambung Dedie, pemerintah daerah saat ini tengah menyiapkan tim guna melengkapi persyaratan yang dibutuhkan.

AYO BACA : Bupati Bogor Tanggapi Maraknya Isu Kawin Kontrak di Puncak

"Program Kotaku ini bantuan dari Pemerintah Pusat, dana dari Islamic Development Bank (IDB). Pemkot Bogor sekarang sedang dalam proses pelelangan, jadi dalam tiga bulan ke depan ada beberapa poin yang menjadi tanggung jawab Pemkot Bogor, salah satunya persiapan tim pengadaan tanah,” katanya.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK), kawasan kumuh yang ditunjuk telah ditetapkan oleh kepala daerah masing-masing. Permukiman kumuh yang berada di lokasi sasaran Program Kotaku adalah seluas 23.656 Hektar di Indonesia.

“Maksimum Rp10 miliar–Rp15 miliar, tapi kan tergantung hasil dari DED nya. Sementara baru 19 rumah ini saja, kan penataan kawasan yang kumuh menjadi tidak kumuh lagi. Kalau total kawasan kumuh yang sudah kita data di Kota Bogor itu 15 hektar dan sudah di SK kan untuk penataan, tetapi kawasan yang saat ini akan ditata baru 5 hektar luasannya," kata Dedie.

AYO BACA : Jalur Puncak Uji Coba Sistem Kanalisasi 2-1 untuk Urai Kemacetan

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement