Ahad 15 Sep 2019 14:45 WIB

Trump Benarkan Putra Osama Bin Laden Terbunuh 


Hamza, Putra Osama Bin Laden terbunuh Agustus lalu

Rep: fergi nadira/ Red: Muhammad Subarkah
Osama bin Laden
Foto: AP
Osama bin Laden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membenarkan bahwa putra pemimpin Al-Qaeda, Osama Bin Laden, Hamza Bin Laden terbunuh dalam operasi militer AS. Bulan lalu, media AS (mengutip pejabat intelejen) memang telah melaporkan Hamza telah terbunuh dalam serangan udara. Namun, Trump baru secara resmi mengkonfirmasi kematian Hamzah tiga hari usai peringatan serangan teroris 9/11.

Hamza secara resmi ditunjuk AS sebagai teroris dunia dua tahun lalu. Menurut AS, dia adalah sang pengganti ayahandanya yang telah mengirimkan seruan untuk menyerang AS dan negara-negara lain.

"Hamzah Bin Laden, anggota  Al-Qaeda dan putra Osama Bin Lasen, terbunuh dalam operasi kontra-teririsme AS di wilayah Afghanistan/Pakistan," ujar Trump dalam pernyataan singkat yang dikeluarkan oleh Gedung pUtih dilansir BBC, Ahad (15/9).

Kematian Hamzah, tidak hanya merampas kemahiran penting bagi kepemimpinan al-Qaeda dan hubungan simbolis dengan ayahnya. Kematiannya juga melemahkan kegiatan operasional penting kelompok tersebut. Meski demikian, pernyataan Trump tidak menginformasikan waktu operasi militer-nya.

Februari lalu, pemerintah AS menawarkan hadiah satu juta dolar AS bagi siapapun yang berhasil mendapatkan informasi yang mengarah pada penangkapannya. Seorang Hamzah Bin Laden yang merupakan anak ke - 15 dari Osama Bin Laden dipandang sebagai pemimpin al-Qaeda yang menggantikan ayahnya usai Osama meninggal.

Hamzah juga sempat dilaporkan terbunuh Agustus lalu dalam operasi militer dalam dua tahun terkahir, di mana pemerintah AS terlibat. Namun, tidak jelas tanggal dan waktu operasi.

Hamzah telah menikah dengan anak perempuan dari Abdullah Ahmed Abdullah, seorang tokoh senior al-Qaeda. Namun, hingga kini al-Qaeda belum menanggapi klaim AS soal kematian punggawanya.

Senator dari Partai Republik Lindsey Graham pun melakui akun terverifikasi Twitter-nya menyambut konfirmasi Trump. "Kematian Hamzah merupakan sinyal kuat bahwa Amerika akan terus memburu teroris demi melindungi keamanan nasional," cicit Graham.

Kelompok al-Qaeda bergabung di Afghanistan pada akhir 1980-an, ketika sukrelawan Arab bergabung dengan mujahidis Afghanistan yang didukung AS untuk mengusir pasukan Soviet yang menjajah. Osama Bin Laden mendirikan sebuah organisasi untuk membantu para sularelawan, yang kemudian dikenal dengan al-Qaeda atau "pangkalan".

Dia meninggalkan Afghanistan tahun 1989 dan kembali pada 1996 untuk menjalankan kamp pelatihan militer bagi ribuan Muslim asing. Al-Qaeda menyatakan "perang suci" terhadap AMerika, Yahudi, dan sekutunya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement