REPUBLIKA.CO.ID, Kabut asap akibat kebakatan hutan dan lahan makin menjadi. Penerbangan tertunda, anak-anak sekolah diliburkan, aktivitas warga terganggu, sebagian terpaksa mengungsi.
Korban pun mulai berjatuhan. Ribuan orang menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Bahkan kabarnya seorang balita tewas karena sesak napas.
Pemerintah provinsi sudah tak mampu menahan laju bencana asap. Mereka tak cukup punya peralatan, anggaran, sumber daya manusia, dan kuasa untuk memadamkan api yang menyala tiada henti.
"Selamatkan Kami" adalah teriakan warga yang hampir putus asa berharap bencana kabut asap segera ditanggulangi. Republika melalui headline dan cover edisi Selasa 17 September menggemakan suara itu.
Harapannya pemerintah pusat dan siapa saja yang berwenang dan peduli, segera turun tangan agar saudara-saudara kita tidak menderita lebih lama.