Kamis 19 Sep 2019 00:25 WIB

Pemilu Israel Kembali Alami Kebuntuan

Arab Joint List yang tidak pernah memiliki kursi di pemerintahan tampil kuat kali ini

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Arab Joint List Ayman Odeh di Tel Aviv, Israel, 5 September 2019.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Ketua Arab Joint List Ayman Odeh di Tel Aviv, Israel, 5 September 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dua partai besar Israel mengalami kebuntuan dalam pemilihan umum ulang. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kekuasaannya.

Mantan menteri pertahanan Netanyahu, Avigdor Lieberman menjadi kunci pemilihan kali ini. Lieberman bersikeras menyatukan pemerintah sekuler antara partai Likud yang mengusung Netanyahu dan Blue and White yang dipimpin Benny Grantz.

Baca Juga

Tanpa dukungan Lieberman, baik Netanyahu maupun Grantz tidak dapat mengamankan kursi mayoritas di parlemen. Hasil pemilihan belum diumumkan. Lieberman yakin keseluruhan gambarannya tidak banyak berubah. Ia meminta pemerintah sekuler 'liberal' memangkas pengaruh kelompok Yahudi ultra-ortodok yang menjadi sekutu lama Netanyahu.

"Kesimpulannya jelas, semua yang kami katakan selama kampanye menjadi kenyataan, hanya ada satu dan satu-satunya pilihan; pemerintah gabungan nasional yang luas dan liberal dan kami tidak akan bergabung dengan pilihan yang lain," kata Lieberman di depan rumahnya di Tepi Barat, Rabu (18/9).