REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fungsionaris DPP Partai Golkar Mirwan Bz Vauly menyayangkan turunnya perolehan suara kursi di semua tingkatan. Padahal, saat kepengurusan Partai Golkar pascaSetya Novanto diharapkan membawa angin segar mengelola partai.
"Tapi sayangnya performa pengelolaan partai tidak membaik dan berdampak pada perolehan kursi parlemen secara keseluruhan. Hampir di semua tingkatan perolehan suara Partai Golkar menurun. Hal ini sangat disayangkan oleh semua kader Partai Golkar," ujar Mirwan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/9).
Menurut Mirwan pada Pemilu 2019 total perebutan kursi DPR RI naik dari 560 menjadi 575 kursi. Tetapi kepemimpinan Airlangga hanya sanggup mendapat 85 kursi. Turun jauh dari penetapan target 110. Bahkan, masih jauh lebih baik dari aktual pendapatan kursi partai Golkar pemilu 2014 yang masih mengantongi 91 kursi.
Kemudian perolehan suara DPRD Provinsi secara nasional juga turun. Partai Golkar hanya sanggup mengumpulkan 309 kursi dari total 2,207 yang diperebutkan. Padahal pemilu sebelumnya Golkar masih bertahan di angka 330 kursi. Hal yang sama juga terjadi di perebutan kursi DPRD Kabupaten Kota seluruh Indonesia.
"Kursi Partai Golkar turun dari 2,543 melorot ke 2,391 kursi. Secara Nasional kekuatan politik elektoral Partai Golkar turun dan melemah," urainya.
Lebih jauh, Mirwan menambahkan, fakta aktual yang tidak menggembirakan bagi seluruh kader Partai Golkar di seluruh Indonesia ini semakin diperparah dengan pengelolaan partai yang tidak demokratis. Airlangga justru banyak melanggar aturan-aturan baku organisasi dan hanya hanya memikirkan diri sendiri.