REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyatakan kebakaran hutan di kawasan Gunung Semeru di Malang, Jawa Timur sejak 17 September 2019 sudah mulai mengecil. Hingga saat ini masih ada dua titik api yang belum padam.
Pelaksana Harian Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani mengatakan, berdasarkan pengecekan lapangan dan informasi titik api Lapan, setidaknya masih terpantau ada dua titik api di sekitar Ranu Kumbolo di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Masih terpantau dua titik api di sekitar Ranu Kumbolo, tepatnya di Watupecah dan sekitarnya," ujarnya, Senin (23/9).
Ia menjelaskan saat ini api yang ada di Ranu Kumbolo sudah mulai mengecil dan di luar jalur pendakian. Sedangkan titik api di Kalimati, Arcopodo, Kelik, Gunung Kepolo, Ayek-Ayek sudah berhasil dipadamkan oleh tim pemadam gabungan.
Hingga saat ini, diperkirakan area terdampak kebakaran hutan, khususnya di wilayah Gunung Semeru mencapai 20 hektare dengan vegetasi yang terbakar, antara lain tumbuhan bawah, cemara gunung, dan kirinyuh. "Sampai saat ini perkiraan area terdampak kebakaran sekitar 20 hektare," ujar Novita.
Kondisi jalur pendakian Gunung Semeru yang terbakar sejak 17 September lalu.
Balai Besar TNBTS dan tim gabungan telah mengevakuasi para pendaki di wilayah Gunung Semeru tersebut. Dipastikan, sudah tidak ada lagi pendaki yang berada di kawasan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
"Sejak Senin, pukul 01.00 WIB, semua pendaki telah turun dan jalur pendakian steril dari pendaki," kata Novita.
Balai Besar TNBTS telah menutup total pendakian ke gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl tersebut sejak Ahad (22/9). Penutupan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan atau setelah kondisi benar-benar dinyatakan aman.
Balai Besar TNBTS dan tim gabungan terus berupaya memadamkan kebakaran hutan di Gunung Semeru dan menerjunkan kurang lebih 40 petugas gabungan untuk mengatasi kebakaran itu.