REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian mengamankan seorang pelajar yang kedapatan membawa bom molotov dalam aksi demo mahasiswa yang berujung ricuh di depan Gedung DPR/MPR RI. Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan jajarannya telah mengamankan pelajar tersebut dan kini yang bersangkutan masih sedang dalam proses pemeriksaan.
"Yang sudah kita katakan bawa bom molotov adalah seorang pelajar dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," kata Gatot dalam konferensi pers Gedung Promoter Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9).
Gatot menjelaskan pelajar tersebut diamankan polisi bersama beberapa orang lainnya pada Rabu dini hari pukul 01.15 WIB.
Aksi unjuk rasa yang sebelumnya terpusat di Gedung DPR/MPR berujung ricuh dan meluas ke beberapa titik. Akibat meluasnya bentrokan tersebut sebanyak 39 polisi terluka dan harus mendapatkan perawatan medis.
"Petugas polisi lebih kurang sebanyak 39 orang yang mengalami luka, ada yang terkena batu lemparan, ada juga yang tangannya patah dan lain sebagainya dan sekarang sedang dirawat inap," kata Gatot.
Sedangkan dari sisi mahasiswa tercatat ada ada 254 mahasiswa yang dirawat jalan dan ada 11 orang yang harus menjalani rawat inap.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya aksi menolak pengesahan RUU KUHP, revisi UU KPK, dan RUU Pertanahan.
Aksi yang semula berjalan damai berakhir ricuh setelah pendemo mulai memperlihatkan aksi anarkis dengan cara merangsek kawat berduri untuk masuk ke dalam komplek Gedung DPR/MPR RI. Melalui salah satu koordinator aksi yang berorasi, pendemo merobohkan pintu besi gedung anggota legislatif itu hingga kericuhan pecah.
Massa melemparkan benda seperti botol air mineral, botol kaca, batu, dan kayu ke arah aparat yang telah dilengkapi tameng, helm, serta rompi pelindung tubuh.
Karena pendemo terus memaksa masuk ke Gedung DPR/MPR RI, maka petugas menyemprotkan watercannon dan melepaskan tembakan gas air mata guna memecah konsentrasi massa yang mulai tidak terkendali. Tak pelak insiden tersebut menimbulkan korban luka baik dari sisi petugas keamanan maupun dari sisi pengunjuk rasa.