REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Golden Hart mengonfirmasi seorang mahasiswa meninggal dunia saat demonstrasi di Kompleks DPRD Kendari berjumlah satu orang. Harry juga membantah kabar yang menyatakan ada mahasiswa lain yang juga meninggal akibat tertembak saat demonstrasi.
"Informasi soal korban lain yang meninggal itu tidak benar ya. Jadi data korban sampai malam ini baru satu orang. Atas nama almarhum Randi," ujar Harry saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (26/9) malam.
Korban yang meninggal dunia bernama lengkap Immawan Randi merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari. Sementara itu, lanjut Harry, satu mahasiswa lain, yakni Muhammad Yusuf Fardawi, yang dikabarkan kritis, masih ditangani oleh tim dokter di RS Abunawas, Kendari.
"Untuk Yusuf sampai saat ini masih dilakukan tindakan medis oleh tim dokter di RS Abunawas," tambahnya.
Sebelumnya, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Immawan Randi, meninggal dunia saat melakukan aksi unjukrasa dengan ribuan mahasiswa se-Kota Kendari di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara. Randy yang merupakan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sultra ini tewas tertembak peluru tajam.
Randi dinyatakan meninggal karena mengalami luka parah di dada sebelah kanannya. Mahasiswa semester 7 itu dilarikan ke Rumah Sakit Korem pada pukul 15.30 Wita, dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.45 Wita.