Rabu 02 Oct 2019 15:15 WIB

Dinasti-Dinasti Islam di Maroko

Islam dibawa masuk ke Maroko oleh pasukan Islam

Rep: Islam Digest Republika/ Red: Agung Sasongko
Masjid dan Kampus al-Qarawiyin, Fez Maroko
Foto: wikipedia.org
Masjid dan Kampus al-Qarawiyin, Fez Maroko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam dibawa masuk ke Maroko oleh para penyerang Arab hingga ke wilayah timur jauh dari Afrika Utara di tahun 684. Dan, perubahan dari bangsa barbar menempati peran penting pada penaklukan Islam atas Spanyol.

Doktrin Schismatic oleh Khawarijism, yang menyangkal budaya Arab murni di awal masa Islam, menyebabkan percekcokan internal pada pertengahan tahun 8 M. Setelah Maroko dikuasai penuh Dinasti Umayyah, pimpinan dinasti tersebut yakni Mu sa bin Nusair, mengangkat Tariq bin Ziyad se bagai gubernur Maroko.

Baca Juga

Saat itu terjadi revolusi sosial ke arah positif. Warga suku barbar semakin harmonis, segala peraturan Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis mulai di terapkan dalam segala aspek kehidupan, per eko nomian dan kesejahteraan masyarakat

meningkat, ilmu pengetahuan pun berkembang cukup pesat.

Ketika kekuasaan Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah, Maroko pun menjadi wilayah kekuasaan Abbasiyah. Perubahan kekuasaan itu memunculkan dinasti kecil di Maroko namun tetap berpusat pada Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Pada 172 H/789 M, berdirilah Kerajaan Idrisid dinasti Syiah pertama--yang didirikan Idris I bin Abdullah seorang keturunan Ali bin Abi Thalib. Padahal, Abbasiyah merupakan dinasti yang ber aliran Suni. Lima tahun memimpin, Idris I pun terbunuh

kemudian digantikan Idris II. Pada masa kekuasaan Idris II inilah Dinasti Idrisid melepaskan diri dari Dinasti Abbasiyah.

Idris II sukses menjadikan Maroko sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Dan sejak pada masa inilah pusat pemerintahan dipindahkan dari Walila, ke Fez. Dinasti ini berakhir pada 364 H/974 M. Pasca wafatnya Idris II,

para penerusnya kebanyakan lemah, kecuali Yahya bin Muhammad dan Yahya IV.

Bahkan di bawah kekuasaan Yahya IV ini Dinasti Idrisid mencapai puncak kejayaannya. Lalu setelah Dinasti Idrisid tumbang, bangsa Arab mulai kehilangan pengaruh politiknya di Maroko. Dinasti Fatimiah yang beraliran Syiah memanfaatkan kondisi tersebut di atas. Dinasti yang berbasis di Kairo, Mesir, itu berhasil mengambil alih kekuasaan hingga 1171 M.

Ketika Dinasti Fatimiah kehilangan kendali atas Maroko, muncul Dinasti Al-Murabitun yang berpusat di Marrakech sebagai penggantinya. Kekuasaannya mencakup Gunung Sahara, Afrika barat laut, dan Spanyol. Dinasti Fatimiah mengalami masa keemasan saat dipimpin Ibnu Tasyfin.

Ia mengirimkan 100 kapal, 7.000 tentara berkuda serta 20 ribu tentara saat diminta Mu'tad bin Ibad, raja Sevilla untuk melawan tentara Kristen yang ingin melenyapkan Islam di Eropa. Da lam pertempuran itu, pasukan Islam menang gemilang dan berjaya di Spanyol hingga empat abad lamanya. Setelah kekuasaan Murabitun jatuh, Maroko dikendalikan Dinasti Al-Muwahhidun (1121-1269 M).

Pada masa kepemimpinan Abu Ya'kub Yusuf bin Abdul Mu'min (1163-1184 M), kota Marrakech menjadi salah satu pusat peradaban Islam di bidang sains dan sastra, serta menjadi pelindung kaum Muslimin untuk mempertahankan Islam dari

serangan dan  ambisi Kristen Spanyol. Dinasti ini juga ikut membantu Salahudin Al-Ayubi melawan tentara Kristen dalam Perang Salib.

Pascaruntuhnya Dinasti Al-Mu wahhidun, Maroko dikuasai beberapa inasti seperti; Dinasti Marrin, Dinasti Wattasi (1420-1554 M), Syarifiyah Alawiyah (1666 M), Abdul Qadir Al- Jazairy (1844 M), dan Sultan Hasan I (1873 M1894 M). Pada abad 20, Maroko berada di bawah kekuasaan Prancis, se belum akhirnya merdeka pada 18 November 1956. Hingga kini, selain anggota Organisasi Konferensi Islam, Maroko yang penduduknya mahir berbahasa Arab dan Prancis itu pun terdaftar sebagai anggota Franco phonie (negara-negara penutur bahasa Perancis). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement