Sabtu 05 Oct 2019 13:01 WIB

Hunian Hotel Palembang Turun Akibat Karhutla

Pengunjung hotel dan restoran mengalami penurunan hingga 20 persen.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Seorang siswa mengenakan masker saat berjalan menyusuri jembatan, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (23/9/2019).
Foto: Antara/Mushaful Imam
Seorang siswa mengenakan masker saat berjalan menyusuri jembatan, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin mengatakan tingkat hunian hotel di Palembang dan daerah lainnya dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan sekitar 20 persen. Sejak terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karutla) terutama pada puncak kemarau Agustus dan September 2019 yang mengakibatkan udara dicemari asap, jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke daerah ini berkurang.

"Sehingga (ini) mempengaruhi tingkat hunian hotel," kata Herlan ketika diminta penjelasan mengenai kondisi aktivitas bisnis anggotanya di Palembang, Sabtu (5/10).

Baca Juga

Anggota PHRI Sumatera Selatan, kata dia, sekarang ini mengeluhkan kondisi menurunnya jumlah pengguna jasa hotel dan penikmat makanan di restoran. 

"Sekarang ini anggota mengeluhkan masih terus terjadi penurunan jumlah tamu atau pengunjung tempat usaha mereka. Penurunan diawali adanya kenaikan tarif tiket pesawat dan diperparah dengan adanya polusi asap yang hingga kini belum ada tanda-tanda peningkatan," ujarnya.

Dia menjelaskan pengunjung hotel dan restoran mengalami penurunan sekitar 20 persen. Kondisi ini memerlukan perhatian serius pemerintah agar bisnis pariwisata tidak semakin terpuruk.

Turunnya tingkat hunian tidak hanya mempengaruhi berkurangnya pendapatan anggota PHRI tetapi juga sumbangan ke kas daerah atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten dan kota setempat. Khusus sumbangan ke PAD, kata dia, anggota PHRI di Kota Palembang memberikan kontribusi yang cukup besar yakni mencapai Rp 185 miliar pada 2018.

"Jika kondisi sulit sekarang ini tidak segera diatasi, sumbangan ke PAD Palembang yang pada tahun ini ditargetkan lebih besar lagi sekitar Rp200 miliar, dikhawatirkan tidak bisa terealisasi karena jumlah pengunjung tamu hotel dan restoran mengalami penurunan," kata Herlan.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Palembang Isnaini Madani menjelaskan pihaknya prihatin dengan kondisi yang dialami anggota PHRI tersebut. Untuk membantu mengatasi masalah terus berkurangnya jumlah tamu hotel dan restoran, pihaknya berupaya mendorong semua pihak menggelar berbagai kegiatan yang dapat mendatangkan orang banyak ke Bumi Sriwijaya ini, penyelenggaraan seminar, pelatihan, pertandingan olah raga, pameran, rapat koordinasi berskala nasional dan internasional.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement