REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Microsoft mengatakan perentas yang terhubung dengan pemerintah Iran mengincar kampanye presiden Amerika Serikat. Mereka juga mengincar pejabat pemerintah, media dan ekspatriat Iran terkenal.
Pada Sabtu (5/10) Microsoft mengatakan secara keseluruhan perentas mencoba masuk ke 241 akun. Empat diantaranya berhasil. Tidak ada satu pun akun yang berhasil direntas memiliki kaitan dengan kampanye presiden atau pejabat pemerintah AS.
Juru bicara perusahaan yang didirikan Bill Gates itu menolak mengungkapkan siapa saja yang diincar. Ia menyebutkan tentang privasi konsumen.
Kantor berita Reuters dan surat kabar New York Times melaporkan serangan itu mengincar tim kampanye Presiden Donald Trump. Tapi hal ini belum dapat dikonfirmasi. Situs resmi tim kampanye Trump memang terhubung dengan layanan email Microsoft.
Juru bicara tim kampanye Trump mengatakan tidak ada indikasi infrastruktur kampanye yang telah diserang. Pengumuman Microsoft ini menjadi tanda terbaru pemerintah negara lain berusaha mengintervensi pemilihan umum AS 2020. Sesuatu yang telah diperingatkan intelijen AS selama berbulan-bulan.
Rusia merentas Komite Nasional Partai Demokrat dan tim kampanye Hillary Clinton. Mereka juga membocorkan email Clinton saat pemilihan presiden 2016. Peristiwa yang menjadi latar belakang penyelidikan Jaksa Khusus Robert Mueller