Ahad 06 Oct 2019 20:08 WIB

Nelayan di Tasikmalaya Hilang Tersapu Ombak

Sejak beberapa hari terakhir, ombak di kawasan Cipatujah sedang tinggi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Pencarian korban tenggelam di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten  Tasikmalaya, Ahad (6/10).
Foto: Dok Kantor SAR Bandung
Pencarian korban tenggelam di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang nelayan di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, bernama Dadan (29 tahun), hilang tersapu ombak, Sabtu (5/10). Pencarian yang dilakukan hingga Ahad (6/10) masih belum membuahkan hasil.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung, Rudi mengatakan, pencarian pada hari kedua dilakukan dengan penyisiran di permukaan air dan wilayah darat. Pencarian dengan penyisiran permukaan air dari lokasi kejadian kearah barat dengan luas area pencarian kurang lebih 10 kilometer satu perahu nelayan. Sementara, pencarian di darat dilakukan menyusuri arah barat dan timur masing-masing sejauh 4 kilometer.

"Kita libatkan semua unsur SAR, mulai  BPBD Kab Tasikmalaya, Polsek Cipatujah, Polairud Cipatujah, Koramil Cipatujah, Tagana, dan warga setempat," kata dia, Ahad (6/10).

Koordinator Lapangan Relawan Penanggulangan Bencana Kecamatan Cipatujah, Rahmat Saputra mengatakan, kecelakaan laut itu terjadi pada Jumat (4/10). Korban merupakan nelayan yang biasa menjaring ikan di pinggir pantai.

"Sampai sekarang masih belum ditemukan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id.

Menurut dia, kondisi gelombang di sepanjang pantai Kecamatan Cipatujah sedang tinggi-tingginya sejak beberapa hari terakhir. Ia mengatakan, para nelayan juga sudah diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu saat terjadi gelombang tinggi. Namun, tetap ada saja nelayan yang turun melaut.

Rahmat mengatakan, kejadian tenggelamnya nelayan baru kali ini terjadi di Kecamatan Cipatujah selama 2019. "Ini harus jadi perhatian semua pihak, apalagi sekarang mau memasuki musim hujan," kata dia.

Menurut dia, ketika musim hujan, ombak di laut akan semakin tinggi. Belum lagi, aliran air dari sungai akan semakin deras.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah memetakan beberapa potensi bencana yang dapat terjadi pada musim hujan nanti. Selain ombak tinggi, masyarakat juga perlu waspada akan bencana hidrologis semacam longsor dan banjir bandang.

"Soalnya musim kering kemarin juga lama, ketika hujan tanah akan berpotensi longsor," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement