Rabu 09 Oct 2019 10:19 WIB

Asal Mula Kubah dan Masjid Pertama yang Dilengkapi Kubah

Kubah berasal dari kata domes bahasa Latin.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Muslimah Palestina berfoto di Masjid Dome of the Rock, Yerusalem.
Foto: AP
Muslimah Palestina berfoto di Masjid Dome of the Rock, Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak abad ketujuh, hampir seluruh masjid di dunia selalu menyertakan kubah sebagai elemen wajib. Kubah juga selalu diidentikkan sebagai arsitektur khas Islam. 

Namun nyatanya, kubah bukan berasal dari budaya Islam. Jauh sebelum Islam lahir, kubah sudah menjadi arsitektur populer di wilayah laut tengah (Mediterania) yang dikelilingi Benua Eropa, Afrika, dan Asia.

Baca Juga

Kubah (dome) sendiri berasal dari bahasa Latin, domus yang berarti rumah. Sedangkan nama kubah, yang juga digunakan di Indonesia untuk menyebut bangunan berbentuk setengah lingkaran itu, berasal dari bahasa Suriah, qubba, dan dipopulerkan di tanah Arab.  

Masjid berkubah pertama dalam sejarah Islam dibangun di Yerussalem, Palestina antara 685 Masehi hingga 691 Masehi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Ummaiyyah. 

Pembangunan masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Qubbat as-Sakhrah (Masjid Kubah Batu) atau Dome of the Rock ini, dimulai ketika Yerussalem jatuh ke dalam kekuasaaan Islam pada era Khalifah Umar bin Khattab.

Masjid yang terletak di tengah-tengah kompleks al-Haram asy-Syarif, Masjid Al-Aqsha di pusat Kota Yerussalem ini, dibangun setengah tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.  

Beberapa tahun kemudian, di bawah kepemimpinan al-Walid bin Abdul Malik, Masjid Nabawi di Madinah yang dibangun langsung oleh Nabi Muhammad SAW pada 622 Masehi (1 Hijriyah) silam, dibangun kembali dengan arsitektur yang lebih megah. 

Proyek renovasi Masjid Nabawi dimulai pada 88 Hijriah hingga 91 Hijriyah, dan dipimpin langsung Umar bin Abdul yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Madinah.

 Setelah direnovasi, Masjid Nabawi mengalami cukup banyak perubahan, seperti penambahan empat menara di setiap sisi masjid, mihrab yang dihias sedemikian rupa, dan dinding masjid yang dilapisi marmer, emas dan mozaik marmer berwarna-warni. Perubahan juga tampak dari atap masjid yang diperindah dengan kubah yang dipasang di atas ruangan di depan mihrab.

Kubah memang sangat populer di era Ummaiyyah, bahkan istana-istana khalifah di Suriah selalu dihiasi dengan kubah-kubah yang disebut qubbat al-khadra (kubah surga). Kebiasaan ini juga terus diaplikasikan pada arsitektur Islam hingga hari ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement