Warta Ekonomi.co.id, -- Operator telekomunikasi terbesar kedua dunia, Vodafone, bakal menutup 15% dari 7.700 gerainya di Eropa karena pelanggan lebih banyak membeli perangkat secara daring, menurut Kepala Eksekutif Vodafone, Nick Read.
Tak hanya itu, perusahaan juga akan merombak gudang toko menggunakan data demi memperoleh data sesuai keinginan pelanggan di tiap lokasi. Pada akhir 2021, 40% toko yang tersisa akan mengalami perombakan itu.
“Kami yakin, 40% transaksi pembeli akan terjadi secara digital, perjalanan dan tujuan dari keberadaan toko luring pun berubah,” kata Read, dikutip dari Reuters, Rabu (9/10/2019).
Baca Juga: Habis Tutup Pabrik Karena Kalah dari Produsen China, Cuan Samsung Anjlok Hingga . . . .
Layanan pelanggan yang ditawarkan oleh Apple dan Amazon telah mengubah permintaan pelanggan dan Vodafone menargetkan untuk meningkatkan layanannya lebih cepat daripada mantan pesaingnya, seperti BT, Deutsche Telekom, dan Telefonica (dengan pemasaran bertarget dan personal, katanya.
Read menambahkan, “artinya, kami akan memiliki lebih banyak toko untuk mencoba perangkat, toko dengan format umum dan lebih banyak kenyamanan, serta outlet untuk pengambilan perangkat yang dibeli secara daring.”
Menurutnya, toko-toko baru Vodafone bakal memanfaatkan bot kecerdasan buatan yang dapat membantu pelanggan dalam membeli produk.
Meski menutup 1.155 toko di Eropa, operator seluler raksasa itu berniat melanjutkan pembukaan toko di Inggris. Ada sekitar 24 toko waralaba baru yang akan dibuka di sana tahun ini, sedangkan tahun depan jumlahnya mencapai 50 toko. Padahal, Inggris bukan pasar utama Vodafone yang menyumbang pendapatan tinggi.
Jerman lah yang akan menjadi andalan perusahaan, menurut Read. Karena itu, Vodafone mendorong akuisisi jaringan kabel terbesar Unitymedia seharga US$22 miliar pada Juli lalu.
Jaringan pita lebar Vodafone di Jerman akan mencakup 25 juta tempat pada 2022, dibandingkan penyedia jaringan lain yang hanya menjangkau 8 juta lokasi.
Vodafone bertujuan memotong biaya 1,2 miliar pound pada tahun fiskal 2021.