Sabtu 04 Feb 2023 17:13 WIB

Operator Telekomunikasi UEA Tingkatkan Porsi Saham di Vodafone

e& kini memegang 13 persen dari modal saham yang dikeluarkan Vodafone.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Vodafone. Operator telekomunikasi UEA, e&, telah meningkatkan sahamnya di perusahaan telepon seluler Inggris Vodafone Group.
Foto: Flickr
Vodafone. Operator telekomunikasi UEA, e&, telah meningkatkan sahamnya di perusahaan telepon seluler Inggris Vodafone Group.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator telekomunikasi UEA, e&, telah meningkatkan sahamnya di perusahaan telepon seluler Inggris Vodafone Group. Perusahaan yang dulunya dikenal sebagai Etisalat berencana untuk melakukan diversifikasi operasi secara global.

Grup telekomunikasi itu sekarang memegang lebih dari 3,54 miliar saham di Vodafone, lebih banyak dari yang diumumkan sebelumnya. Jumlah tersebut mewakili 13 persen dari modal saham yang dikeluarkan Vodafone, tidak termasuk saham treasury, demikian dikutil dari laporan Zawya, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga

Mei lalu, e& menjadi pemegang saham terbesar Vodafone setelah mengakuisisi 9,8 persen saham perusahaan senilai 4,4 miliar dolar AS. Perusahaan yang didukung negara ini selanjutnya meningkatkan kepemilikan saham menjadi 11 persen pada Desember 2022 dan Januari tahun ini.

Etisalat mengungkapkan ingin memperluas pasar baru dan bidang terkait seperti telekomunikasi keuangan. Perusahaan telah melakukan investasi untuk mendapatkan perhatian dari pemimpin dunia di bidang konektivitas dan layanan digital.

Perusahaan mengatakan sepenuhnya mendukung strategi bisnis perusahaan saat ini dan dewan serta tim manajemen yang ada. Investasi ini dinilai sebagai peluang bagus untuk e& dan pemegang sahamnya.

"Ini akan memungkinkan kami untuk meningkatkan dan mengembangkan portofolio internasional kami, sejalan dengan ambisi strategis kami," kata CEO e& Group Hatem Dowidar.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement