Kamis 10 Oct 2019 10:30 WIB

Joe Biden Balas Donald Trump: Dia Harus Dimakzulkan

Percakapan antara Presiden AS dan Ukraina menguak skandal yang menyeret Joe Biden.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bakal calon presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Foto: AP
Bakal calon presiden Amerika Serikat Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Demokrat Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi skandal percakapan telepon Presiden Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dia menyerukan pemakzulan presiden pada Rabu (9/10).

"Dia harus dimakzulkan," kata Biden tentang Trump pada rapat umum di Rochester, New Hampshire, dikutip dari The Guardian, Kamis (10/10).

Baca Juga

Dalam pidato 25 menit, mantan wakil presiden Barack Obama tersebut mengisyaratkan akan secara agresif menghadapi Trump. Dia akan bersuara atas tuduhan yang tidak berdasar terhadap dirinya dan putranya, Hunter yang dituding melakukan transaksi kotor di Ukraina.

"Ini presiden yang telah memutuskan bahwa bangsa ini tidak memiliki alat, kekuatan, kemauan politik," kata Biden. Biden mengatakan, Trump tidak hanya menguji bangsa AS tetapi dia pun sedang menertawakan.

Trump, kata Biden, "menembak" konstitusi dengan meminta kekuatan asing untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020. Trump menunjukkan sikap tidak patut dengan menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan tuduhan yang dilakukan oleh House of Representatives. Biden merujuk klaim Trump di masa lalu kalau dia bisa menembak seseorang di Fifth Avenue di New York dan lolos begitu saja. "Ini bukan lelucon. Dia menembak lubang di konstitusi. Dan kita tidak bisa membiarkannya lolos begitu saja."

Presiden AS pun tidak tinggal diam mendapatkan serangan dari lawanya itu. Dia membalas melalui Twitter dengan mengatakan "Sangat menyedihkan" dan menyatakan dia tidak melakukan kesalahan.

Ketua House of Representatives Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan pemakzulan terhadap Trump pada 24 September. Keputusan itu diambil setelah seorang pelapor menyatakan Gedung Putih berusaha menutupi panggilan telepon pada Juli antara Trump dan presiden Ukraina.

Trump dinilai menyalahgunakan jabatan sebagai presiden dengan menggunakan kekuatannya untuk keuntungan sendiri. Dia mendorong penyelidikan terhadap Joe Biden dan putranya Hunter, yang berada di dewan perusahaan energi Ukraina.

Tidak ada bukti untuk mendukung klaim Trump jika Biden mengeksploitasi pengaruhnya sebagai wakil presiden untuk membantu putranya atau bisnisnya. Biden pada Rabu, mengutuk kebohongan dan tuduhan Trump serta menyatakan presiden takut menghadapinya dalam pemilihan umum.

"Aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja. Dia berkelahi dengan orang yang salah," kata Biden. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement