REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN— Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen bernostalgia dengan kenangan pemungut sampah (rosok) keliling, pada masa kecil saat membuka Kongres Sampah 2019.
Menurut Wagub, pada masa kecilnya orang- orang tidak pernah repot dalam mengurus atau membuang sampah plastik, yang diproduksi oleh rumah tangga.
Karena, pada masa itu ada para pemungut sampah dan rosok keliling menggunakan sepeda dengan keranjang, yang selalu mendatangi rumah- rumah warga, yang menukar sampah dengan kerupuk pasir, garam atau dengan barang lain yang dibutuhkan.
"Kalau lewat selalu teriak sampahe- sampahe, rosoke bu!," ungkapnya di hadapan undangan yang hadir dalam pembukaan Kongres Sampah 2019, di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/10).
Sehingga, lanjutnya, masyarakat saat itu tidak bingung mau membuang ke mana sampah- sampah dari bahan plastik, seperti ember sobek, atau perabot lain yang sudah tidak terpakai lagi. Karena memang sudah ada pemungut keliling tersebut.
Hanya saja, lanjut Gus Yasin, di era sekarang ini kebiasaan- kebiasaan di masyarakat yang seperti sudah tidak ada lagi. Yang terjadi orang- orang justru bingung mau dibuang ke mana sampah-sampah plastik tersebut.
"Buntutnya, sampah tidak dibuang pada tempatnya, hingga akhirnya memenuhi aliran sungai dan terbawa sampai ke laut hingga akhirnya mencemari dan mengganggu ekosistem pesisir," tegasnya.
Maka, lanjut wagub, budaya atau kebiasaan para pemungut sampah seperti masa kecilnya itu bisa dihidupkan kembali sebagai salah satu cara yang sangat membantu bagi penanganan persoalan sampah.
Termasuk membudayakan kembali masyarakat agar memilah dan membuang sampah pada tempatnya hingga lingkungan mereka akan tetap bersih dan tidak menjadikan permasalah sampah ini semakin kompleks di tengah masyarakat.
"Sehingga tidak seperti sekarang ini, Indonesia menjadi Juara kedua dunia dalam hal produksi sampah. Dan sampah selalu menjadi problem di mana- mana," yandas Gus Yasin.