Ahad 13 Oct 2019 10:48 WIB

Iran Siap Negosiasi dengan Saudi

Ketegangan antara Iran dan Saudi meningkat usai serangan fasilitas minyak Saudi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif (tengah) di Teheran, Iran, 8 September 2019.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif (tengah) di Teheran, Iran, 8 September 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran selalu siap mengadakan pembicaraan langsung dengan Arab Saudi atau bernegosiasi melalui perantara. Dia menyatakan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara itu, kesempatan untuk bertemu selalu terbuka.

"Kami selalu terbuka untuk membahas apa pun dengan Arab Saudi. Arab Saudi adalah tetangga kami. Kami tidak punya pilihan selain berbicara satu sama lain. Dan kami terbuka berbicara baik secara langsung maupun melalui perantara. Kami tidak pernah menolak perantara,"ujar Zarif, dikutip dari Sputnik News, Ahad (13/10).

Baca Juga

Zarif juga merujuk pada rencana Presiden Iran Hassan Rouhani untuk mencapai perdamaian di wilayah Teluk Persia melalui dialog, yang dijuluki Hormuz Peace Endeavour atau HOPE. Rouhani meluncurkan inisiatif pada sesi UN General Assembly ke-74 pada September dan menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan PBB di dalamnya. Zarif mengatakan, semua negara Teluk yang berjumlah delapan telah didorong bergabung dengan inisiatif ini.

Ketegangan antara Iran dan Arab Saudi serta di wilayah Teluk secara keseluruhan meningkat setelah dua fasilitas minyak Saudi Aramco diserang pada 14 September lalu. Pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan, hanya saja banyak pihak percaya kejadian itu dilakukan oleh Iran.

Dalam insiden terbaru pada hari Jumat, sebuah kapal tanker minyak milik Iran telah terbakar akibat dua ledakan di dekat pelabuhan Jeddah, Arab Saudi. Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabei mengatakan, akan mempelajari fakta sebelum memberi respon atas penembakan kapal tanker minyak di Laut Merah. Mereka belum mau menduga sosok yang ada di balik peristiwa itu. Terlebih lagi belum ada kelompok atau negara yang mengklaim bertanggung jawab untuk itu.

"Tanggapan yang tepat akan diberikan kepada para perancang serangan pengecut ini, tetapi kami akan menunggu sampai semua aspek plot diklarifikasi," kata Ali Rabei dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.

Serangan tersebut ditunjukan ke tanker milik National Iranian Tanker Company (NITC). Kapal ini menjadi sasaran rudal dua kali saat sedang berada di sekitar 96 kilometer dari pelabuhan Jeddah, Arab Saudi.

Peristiwa terjadi pukul 05.00 waktu setempat dan 05.30 waktu setempat dan menyebabkan Sabiti terbakar. Minyak mentah yang diangkutnya pun tercecer ke laut sepanjang 93 kilometer. Kepala NITC Nasrollah Sardashti mengatakan, para kru selamat dan kapal akan mencapai perairan Iran dalam waktu 10 hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement