Senin 14 Oct 2019 05:08 WIB

Erdogan Tegaskan tak Gentar dengan Ancaman Barat

Turki tidak akan menghentikan serangan militernya terhadap pasukan Kurdi di Suriah.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Mahatir, Erdogan, dan Imran Khan.
Foto: thenews.com.pk
Mahatir, Erdogan, dan Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, ancaman sanksi dan embargo senjata oleh kekuatan Barat tidak akan menghentikan serangan militer Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah. Erdogan menegaskan hal itu dalam pidato yang disiarkan televisi Turki.

"Setelah kami meluncurkan operasi kami, kami menghadapi ancaman seperti sanksi ekonomi dan embargo penjualan senjata. Mereka yang berpikir mereka dapat membuat Turki kembali dengan ancaman ini sangat keliru," kata Erdogan seperti dikutip Aljazirah pada Ahad (13/10).

Baca Juga

Prancis dan Jerman pada Sabtu (12/10) menyatakan, bahwa mereka menangguhkan ekspor senjata ke Turki atas serangannya di Suriah terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Finlandia, Norwegia, dan Belanda juga telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan ekspor senjata ke Turki.

Turki justru memajukan pasukannya sejauh 30-35km ke wilayah Suriah. Erdogan mengatakan, operasi militer Turki akan meluas 30 hingga 35 km ke wilayah Suriah.

Erdogan pun mengatakan, pasukan pimpinan Turki juga telah mengepung kota perbatasan Suriah Tal Abyad, menambahkan bahwa dua tentara Turki dan 16 pemberontak Suriah yang didukung Turki telah tewas dalam operasi itu.

Turki melancarkan serangan terhadap pejuang Kurdi yang menjadi bagian dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Turki menilai kelompok tersebut adalah teroris.

YPG sendiri telah menjadi tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan menjadi sekutu utama dalam operasi yang dipimpin AS melawan kelompok ISIS di Suriah. Namun, turki menganggap YPG sebagai perpanjangan dari teroris pemberontak Kurdi yang telah berperang melawan Turki selama tiga dekade.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement