Senin 14 Oct 2019 13:24 WIB

CIMB Niaga Syariah Targetkan Awal 2023 Pisah dari Induk

CIMN Niaga Syariah memperkuat produk-produk pembiayaan sebagai persiapan spin off.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CIMB Niaga Syariah menargetkan akan melakukan pemisahan unit usaha atau spin off dari entitas induknya paling lambat pada awal 2023. Saat ini, perusahaan telah membentuk tim dan sudah menyusun rencana kerja sebagai bentuk keseriusan spin off.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan persiapan tersebut dilakukan agar layanan pada bank syariah setara dengan yang ada pada bank konvensional.

Baca Juga

“Jadi kita sudah lakukan sejak satu sampai dua tahun lalu, tim pun sudah ada organisasi bayangan sudah ada. Produk yang konvesional kita punya, service level agreement kita naikkan kita harus lihatkan supaya service di cabang itu sama persis saat nasabah ketemu customer service cabang konvesional,” ujarnya di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (14/10).

Menurutnya saat ini perusahaan tengah memperkuat produk-produk pembiayaan sebagai persiapan untuk memisahkan diri dari induk usaha. Salah satu produk yang akan dikembangkan adalah pembiayaan secara berkelanjutan.

“Komposisi terbesar pembiayaan CIMB Niaga Syariah berasal dari sektor korporasi dan konsumer. Paling banyak segmen korporasi dan dari sisi ritel itu mortgage. Angka persisnya belum tahu tapi yang saya inget 29 persen baru keluar minggu lalu,” ucapnya.

Pandji menyatakan alasan lain menjadikan spin off harus dilakukan pada 2023 antara lain CIMB Niaga Syariah ingin lebih dulu memaksimalkan peraturan atau kebijakan internal dan memaksimalkan infrastruktur pada konvensional serta mencapai pertumbuhan lebih cepat. Langkah ini dilakukan karena berkaca pada pengalaman beberapa bank dengan aset kecil pada saat spin off yang ternyata hanya menjadi beban buat induknya.

“Dari sisi aset juga jangan sampai waktu kita konversi aset kita kecil profit kita kecil kalau begitu buat induk marah. Makanya kita punya target kalau kita konversi minimum aset kta 70 persen - 80 persen minimun liability kita sampai Rp 2 triliun kan nendang dari sisi share holders liatnya oh bagus happy. Lalu human resourcesnya jangan sampai stigmanya kurang bagus makanya kita sosialisasi tidak hanya nasabah tapi internal,” jelasnya.

Pandji menambahkan saat ini Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB NIaga atau CIMB Niaga Syariah terus berinovasi meyediakan produk dan layanan yang mudah diakses oleh nasabah. Salah satunya melalui channel digital yang lengkap dengan untuk pembayaran wakaf uang dan wakaf melalui uang dan wujud peran aktif CIMB Niaga Syariah dalam mendukung kemajuan perekonomian umat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement