Selasa 15 Oct 2019 21:14 WIB

Ada Kasus Rasis, Presiden Sepak Bola Bulgaria Mundur

Presiden Sepak Bola Bulgaria mundur pascakasus rasialisme ke timnas Inggris

Harry Kane memcetak gol ke gawang Bulgaria dalam pertandingan Kualifikasi Euro 2020 di Stadion Wembley
Foto: EPA
Harry Kane memcetak gol ke gawang Bulgaria dalam pertandingan Kualifikasi Euro 2020 di Stadion Wembley

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Borislav Mihaylov mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Persatuan Sepak Bola Bulgaria (BFU), setelah terjadinya kasus pelecehan rasial terhadap pemain timnas Inggris saat pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Vasil Levski, Selasa (15/10) dini hari. Pertandingan yang berakhir dengan kemenangan telak Inggris dengan skor 6-0 atas Bulgaria, sempat dihentikan akibat serangan rasisme yang masif dari pendukung tuan rumah.

"Hari ini, presiden Uni Sepak Bola Bulgaria Borislav Mihailov mengajukan pengunduran dirinya, yang akan dipresentasikan kepada anggota Komite Eksekutif pada pertemuan tersebut pada hari Jumat," kata BFU dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

"Posisinya adalah konsekuensi dari ketegangan baru-baru ini, lingkungan yang merugikan sepak bola Bulgaria dan Uni Sepak Bola Bulgaria," ujar BFU.

Pengumuman BFU datang hanya beberapa jam setelah juru bicara BFU mengatakan bahwa Mihaylov tidak akan mengundurkan diri karena negara tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam sepak bola. "Serikat sepak bola tidak dapat bertanggung jawab atas hooliganisme sekelompok orang," kata juru bicara BFU Hristo Zapryanov sebelumnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kemenangan besar Inggris atas Bulgaria ternoda oleh perkataan rasisme. Para pemain Inggris menjadi sasaran rasisme yang dilakukan oleh suporter tuan rumah dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020.

Penyerang Inggris Marcus Rashford merupakan salah satu pemain yang dihujat dengan nada rasisme oleh suporter Bulgaria.  Karena serangan rasisme yang begitu masif, kapten Inggris pun Harry Kane bicara ke wasit Ivan Bebek saat laga baru berjalan 28 menit, sebagai bagian dari langkah ketiga protokol UEFA.

Namun, serangan rasisme tersebut ternyata tak kunjung berhenti. Manajer Inggris Gareth Southgate mendatangani wasit keempat sebelum babak pertama usai. Hasilnya ofisial mengambil langkah kedua protokol UEFA, yaitu menghentikan laga untuk sementara waktu. Penghentian tersebut berlangsung selama dua kali pada babak pertama.

Untungnya, serangan rasisnya itu tidak berlangsung pada babak kedua, dan membuat Inggris menang 6-0. Pihak keamanan yang dipekerjakan oleh Bulgaria secara khusus, menolak masuk sekelompok fan yang ingin masuk ke stadion. Fan yang berjumlah sebanyak 20 sampai 25 orang tersebur menggunakan pakaian serba hitam, yang merupakan bagian dari kelompok neo-Nazi dan diketahui melakukan hormat Nazi.

Setelah pertandingan yang berakhir, FA menegaskan bahwa pemain Inggris memang menjadi sasaran nyanyian rasisme. FA menyesalkan bahwa pertandingan di level Piala Eropa ini masih terdapat insiden rasisme. Apalagi, ini bukan kali pertama pemain the Three Lions tersebut menjadi sasaran rasisme. Bulgaria pernah didenda sebesar 40 ribu euro pada 2011 lalu, karena kasus serupa terhadap Ashley Yung, Ashley Cole dan Theo Walcott pada kualifikasi Piala Eropa 2012.

''Tidak ada tempat untuk sikap semacam ini di masyarakat, khususnya di sepakbola. Kami akan meminta UEFA menginvestiasi masalah serius ini,'' ucap FA Inggris, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Sky Sports, Selasa (15/10).

Marcus Rashford pun angkat bicara soal serangan rasisme yang dilakukan terhadapnya di tahun 2019 ini. Ia juga memuji pemain Bulgaria Ivelin Popov, yang mendatangi fan untuk menghentikan serangan rasisme tersebut. Rashford mengaku, tidak mudah bermain dalam situasi seperti yang terjadi di Sofia tersebut.

''Bangga kami dapat mengambil tiga poin, tapi ini (rasisme) harus diselesaikan,'' tegas Rashford.

Sebelum peristiwa memalukan tersebut, UEFA sempat menutup stadion Vasil Levski National Stadium menyusul insiden selama pertandingan Bulgaria lawan Ksovo dan Republik Ceko Juni lalu. 5 ribu dari kapasitas penonton 46.340 diminta dikosongkan, meskipn jumlah tersebut dikurangi menjadi 3 ribu kursi lawan Republik Ceko bulan depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement