Warta Ekonomi.co.id, -- Sistem operasi mandiri Huawei, HarmonyOS, dirancang untuk melampaui Linux, menjadi OS perangkat cerdas peringkat kelima di dunia pada akhir 2020.
OS yang dikembangkan oleh China itu diperkirakan akan meraih 2% pangsa pasar global dan 5% di dalam negeri pada Desember tahun depan, menurut laporan lembaga riset Counterpoint.
"Perangkat lunak itu dirancang untuk terintegrasi dengan hampir setiap jenis perangkat pintar, dari ponsel, wearables, hingga mobil," kata laporan itu, dikutip dari Kr-Asia, Selasa (15/10/2019).
Baca Juga: Paman Sam Mau Berhenti Boikot Huawei, Benar Enggak Nih?
Pengembangan Harmony bertujuan memperkaya ekosistem Huawei dan mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, seperti Android dan Google.
Saat ini, Android merupakan OS nomor 1 di dunia yang mengklaim lebih dari 40% pangsa pasar. Di belakangnya ada Windows dengan 35% pangsa pasar, iOS milik Apple dengan 14% kapitalisasi pasar, makro dengan 6%, kemudian Linux dengan pangsa pasar 0,8% menurut data StatCounter.
Di pasar Barat, Huawei masih belum pulih dari dampak perang dagang China-Amerika Serikat (AS) yang meresahkan.
Meskipun pengiriman global ponsel pintar Huawei tumbuh 4,6% (YoY) pada kuartal kedua 2019, Daftar Hitam AS akan menyebabkan penurunan tajam pada pengirimannya pada kuartal ketiga karena pembeli di luar negeri mungkin menghindari membeli perangkat Huawei, kata pengamat industri.
Namun, ada spekulasi bahwa layanan Google mungkin akan segera dikembalikan ke perangkat Huawei, karena AS mengumumkan gencatan senjata sementara, setelah Washington dan Beijing menyelesaikan putaran pembicaraan perdagangan terbaru mereka.