REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memulai pembangunan Masjid At-Tanwir yang terletak di kompleks Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat pada Kamis (17/10). Masjid At-Tanwir akan menggunakan teknologi tenaga surya dan karena konsepnya ramah lingkungan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyampaikan, pembangunan masjid diperkirakan akan selesai pada akhir Mei 2020. Masjid At-Tanwir akan dibangun dengan beberapa inovasi yang menggunakan teknologi ramah lingkungan.
"Gedung go green dari bangunan ini akan menggunakan sel surya dan daur ulang air wudhu untuk siram tanaman dan closet, sehingga air yang digunakan di masjid akan irit," kata Mu'ti kepada Republika, Kamis (17/10).
Ia menyampaikan, tempat wudhu yang dibangun akan menggunakan konsep modern yang dipadukan dengan konsep taman kota di lantai satu. Sehingga bisa menambah kenyamanan dan keindahan serta mendukung konsep taman kota di sekitar masjid.
Inovasi lainnya yang diterapkan di Masjid At-Tanwir adalah lift bertenaga surya. Selain itu dinding masjid akan dibuat supaya sinar matahari dapat menerangi ruangan. Sehingga masjid tidak banyak menggunakan lampu.
"Dengan konsep seperti itu, Muhammadiyah telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan di tengah ibukota yang sangat padat," ujarnya.
Masjid At-Tanwir akan memiliki enam lantai dan berkapasitas 450 jamaah. Lantai satu akan digunakan untuk tempat wudhu dan taman. Lantai dua dan tiga untuk tempat shalat pria, sementara lantai empat untuk tempat shalat wanita.
Kemudian lantai lima dan enam akan digunakan untuk Perpustakaan Muhammadiyah, tempat kajian, diskusi, pertemuan dan ruang serba guna. PP Muhammadiyah memperkirakan pembangunan masjid berkonsep ramah lingkungan ini akan menghabiskan biaya sekitar Rp 31 Miliar. Groundbreaking Masjid At-Tanwir pada Kamis (17/10) juga dihadiri Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla dan sejumlah menteri.