REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Indostrategi Arif Nurul Imam mengatakan, selain harus memilih figur menteri yang profesional, yang tak kalah penting Presiden Jokowi juga harus memilih wakil menteri pada sejumlah kementerian tertentu. Diharapkan, wakil menteri berasal dari unsur profesional.
"Sosok wakil menteri merupakan jabatan untuk memperkuat efektivitas kinerja kementerian. Memang tidak semua kementerian membutuhkan wakil menteri," ujar Arif di Jakarta, Jumat (18/10).
Menurut dia, selama ini kementerian yang membutuhkan posisi wakil menteri adalah Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Luar Negeri.
"Kriteria figur wakil menteri tentu harus menguasai masalah dan tantangan kementerian tersebut," kata Arif.
Selain itu, figur wakil menteri juga harus memiliki frekuensi yang sama dengan menteri dan kabinet. "Serta siap untuk tidak tampil di publik, kecuali menteri berhalangan. Ini penting agar di kementerian tidak muncul matahari kembar yang merusak harmoni kerja," tegasnya.
Arif mengingatkan, figur wakil menteri juga harus diutamakan profesional. Sehingga bisa bekerja maksimal, bukan sekadar jabatan bagi-bagi kekuasaan.
Job desk wakil menteri, lanjut dia, juga harus jelas sehingga bisa terukur kinerjanya. "Misalnya, menteri mengurusi persoalan eksternal, wamen mengurusi persoalan internal."
Alvara Research Center melalui survei yang dilakukannya telah membuktikan bahwa menteri dari kalangan profesional ternyata lebih disukai publik.Tak heran jika lima peringkat teratas menteri terbaik selama pemerintahan Jokowi-JK berasal dari kalangan profesional.
"Ini artinya, publik mengakui kinerja dari menteri dengan latar belakang profesional," kata CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, dalam keterangan resminya di Jakarta.