Senin 21 Oct 2019 06:02 WIB

TEI 2019 Resmi Ditutup, Transaksi Capai 9,3 Miliar Dolar AS

Nilai transaksi akan terus meningkat mengingat masih adanya proses negoisasi

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Konferensi pers Peluncuran Paviliun Indonesia pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Jumat (18/10).
Foto: dokpri
Konferensi pers Peluncuran Paviliun Indonesia pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Jumat (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang berlangsung sejak Rabu (16/10) telah berakhir pada Ahad (20/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten. Dari kegiatan lima hari itu, transaksi yang berhasil diperoleh mencapai Rp 9,3 miliar dolar AS.

Seremonial penutupan TEI 2019 disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Dody Edward, di hall 9, ICE, pada pukul 16.00 WIB. Dody menyampaikan, hingga Ahad pukul 12.00 WIB, jumlah pengunjung mencapai sekira 40 ribu orang atau naik dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 33.333 orang. Jumlah pengunjung mancanegara sendiri tercatat sebanyak 5.903 orang dari 135 negara.

Dody menilai ajang TEI disambut antusias buyer maupun seller di tengah kondisi ekonomi dunia yang tengah melambat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pelaku bisnis yang mencapai 1.500 perusahaan atau naik 29 persen dibandingkan tahun lalu.

"Transaksi hingga 20 Oktober pukul 12.00 WIB sangat menggembirakan, tercatat 9,30 miliar dolar AS," ujar Dody. 

Dody merinci, total transaksi berasal dari transaksi barang sebesar 1,46 miliar dolar AS, sektor investasi sebesar 7,72 miliar dolar AS, dan  jasa profesional sebesar 204.685 juta dolar AS.

"Investasi di bidang pertambangan dan pembangunan pabrik dari Brasil dan Cina," katanya. 

Dia memperkirakan nilai transaksi akan terus meningkat mengingat masih adanya proses negoisasi dan transaksi yang dilakukan hingga malam ini. Dody menyebut lima negara dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi ditempati Mesir, Jepang, Cina, Inggris, dan AS.

"Produk terbesar dalam transaksi TEI 2019 terdiri atas pengolahan makanan, minyak sawit, agrikultur, hingga kopi," lanjutnya. 

Dody optimistis target kenaikan transaksi sebesar 15 persen dibanding tahun lalu dapat tercapai. Dari sisi misi dagang, kata Dody, terdapat 98 penandatangan nota kesepahaman atau MoU dengan 29 negara dengan nilai sebesar 3,15 miliar dolar AS. Beragam komoditi yang menarik perhatian buyer meliputi pengolahan makanan, boneka, produk alat tulis, hingga herbal. Dody menilai ajang TEI menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekspor.

"Kita negara yang potensial yang bisa diajak kerja sama dan terbuka secara ekonomi," ucapnya.

Pemerintah, lanjut Dody, akan terus meningkatkan kondusivitas iklim investasi dan perdagangan, serta memberikan berbagai paket regulasi guna menarik lebih banyak lagi investasi dan perdagangan.

"Ini hasil dari sinergitas dan kolaborasi kementerian, lembaga, dan pelaku usaha, agar terus meningkatkan ekspor kita," kata Dody menambahkan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement