Senin 21 Oct 2019 10:18 WIB

Status Gunung Tangkuban Perahu Diturunkan Menjadi Normal

Layanan wisatawan di Tangkuban Perahu dibuka kembali mulai Senin ini.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Jajaran Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan keterangan pers tentang status vulkanologi Gunung Tangkuban Perahu yang menurun dari level II waspada ke level I Normal. Objek Wisata sudah bisa kembali dibuka, Senin (21/10)
Foto: M Fauzi Ridwan.
Jajaran Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan keterangan pers tentang status vulkanologi Gunung Tangkuban Perahu yang menurun dari level II waspada ke level I Normal. Objek Wisata sudah bisa kembali dibuka, Senin (21/10)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status vulkanologi Gunung Tangkuban Perahu dari level II yaitu waspada menjadi level I yaitu normal. Aktivitas kunjungan wisatawan di objek taman wisata alam tersebut pun sudah bisa dibuka kembali terhitung Senin (21/10) pukul 09.00 WIB hari ini.

Sebelumnya, Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi pada 26 Juli lalu. Kemudian erupsi kembali terjadi pada 2 Agustus sehingga PVMBG menaikkan status vulkanologi dari level normal ke level waspada. Aktivitas wisata pun ditutup saat itu hingga waktu yang belum ditentukan.

Baca Juga

Kepala PVMBG, Kasbani mengungkapkan berdasarkan data visual dan evaluasi yang dilakukan secara komperhensif. Maka status Gunung Tangkuban Perahu diturunkan menjadi normal. Selain itu, aktivitas wisata bisa kembali dibuka secara normal. 

"Pada hari ini 21 Oktober 2019 terhitung sejak jam 09.00 WIB dinyatakan Gunung Tangkuban Perahu diturunkan dari level II waspada menjadi level I normal. Dengan rekomendasi tidak ada aktivitas di bibir kawah dan masuk di kawah aktif," ujarnya saat memberikan keterangan pers di kantor PVMBG, Senin (21/10).

Menurutnya, berdasarkan data pemantauan visual diketahui tidak terjadi erupsi, tidak terdapat emisi abu dan hembusan gas relatif stabil dan rendah. Sedangkan, dari sisi instrumen seismik, getaran, dan deformasi kembang kempisnya gunung menurun dan stabil. 

Ia menambahkan, tidak ditemukan data indikasi akan terjadi inflasi pengembungan. Kemudian gas vulkanik yang keluar di sekitar bibir kawah relatif kondisinya di bawah ambang batas dan cenderung menurun. 

"Gunung sudah normal dan aman. Terpantau bagus dengan sangat baik. Sejak satu bulan terakhir tidak terjadi erupsi apalagi disertai emisi abu. Hanya asap putih dengan ketinggian rata-rata 50 meter," ungkapnya. 

Kasbani menambahkan, sejak 1 Oktober kemarin hingga Ahad (20/10) kemarin energi vulkanologi menurun dan stabil serta terjadi deflasi atau pengempisan dari gunung. Artinya, menurutnya tidak terdapat desakan magma dari bawah gunung. 

"Dari pemantauan, tidak ada kandungan gas berbahaya relatif di bawah ambang batas dan aktivitas vulkanik menurun dan stabil," katanya. Dengan kondisi saat ini, pihaknya mengharapkan masyarakat tetap tenang dan berkoordinasi dengan PVMBG serta pos pemantauan.

"Masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan pemda dan mendapatkan informasi PVMBG," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement