Selasa 22 Oct 2019 20:09 WIB

BMKG Jelaskan Suhu Udara Bogor Panas dan Menyengat

Udara terasa panas saat ini disebabkan oleh posisi Matahari yang bergulir ke selatan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ratna Puspita
Matahari bersinar terik (Ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Matahari bersinar terik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, menyebutkan suhu udara wilayah Bogor berada pada kondisi yang panas dan menyegat. Suhu maksimum di Puncak, Kabupaten Bogor, mencapai 30.3 derajat celcius dengan kelembaban udara 27 persen pada Senin (21/10) kemarin.

Sementara, di Kota Bogor suhu udara tercatat mencapai 36 derajat celcius. "Udara terasa panas saat ini disebabkan oleh posisi Matahari yang baru saja bergulir ke Selatan setelah berada tegak lurus pengamat di pulau Jawa," kata Kepala Stasiun Meteorologi Citeko Asep Firman Ilahi dalam pesan resminya, Selasa (22/10). 

Baca Juga

Belum lagi, kata Asep, peluang hujan masih rendah yang disebabkan oleh aliran masa udara dari timur yang masih kuat. Akibatnya, dia mengatakan, awan hujan akan sulit bertumbuh.

Kondisi itu, jelas Asep, menyebabkan kelembaban udara dipermukaan awan sangat rendah. "Suhu panas yang tinggi dan kelembaban yang rendah mengakibatkan udara gerah, panas menyengat dan sangat tidak nyaman," katanya. 

Dia mengatakan, masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan akan memudah mengalami bibir pecah-pecah, tenggorokan kering dan dehidrasi. Karena itu, dia menyarankan masyarakat agar banyak mengkonsumsi cairan yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.

"Juga menjaga asupan makanan sehat serta buah-buahan juga dapat mencegah terserang dehidrasi akibat cuaca panas," katanya. 

Selain itu, dia mengatakan, panas yang menyengat juga menyebabkan radiasi matahari yang masuk ke permukaan bumi juga akan meningkat. Dia mengatakan, dua radiasi berbahaya yakni radiasi Ultraviolet Alfa dan Beta (UV-A dan UV-B) akan memudah menyengat.

"Disarankan bagi wanita agar menggunakan tabir surya untuk memperkecil dampak terpaparnya radiasi UV-A dan UV-B ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement