Senin 28 Oct 2019 17:00 WIB

Kapolri Baru Dinilai Bisa Melanjutkan Keberhasilan Tito K

Kabinet Indonesia Maju bisa maksimal bekerja.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat diwawancarai wartawan usai melaksanakan apel pagi bersama jajaran Kemendagri, Kamis (24/10).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat diwawancarai wartawan usai melaksanakan apel pagi bersama jajaran Kemendagri, Kamis (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - - Pemilihan Komjen Idham Azis menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian RI (Kapolri) oleh Presiden Joko Widodo ke DPR dinilai pilihan yang tepat. Pasalnya, sosok Idham akan melanjutkan keberhasilan Kapolri sebelumnya Jenderal Pol Tito Karnavian, yang telah mengawal kondusifitas keamanan sejumlah peristiwa besar seperti Pilgub DKI 2017, Pemilu dan Pilpres 2019 serta sejumlah kasus terorisme juga penggagalan jutaan ton Narkoba dari luar negeri. 

Menurut Direktur Eksekutif The Jakarta Institute (TJI) Reza Fahlevi, Idham akan mengisi posisi kapolri yang ditinggalkan Jenderal Pol Karnavian, yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dengan melanjutkan warisan legacy Polri yang Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter).

"Idham dikenal berpengalaman di bidang reserse dan anti-teror," ujar Reza Fahlevi yang akrab disapa Levi dalam siaran persnya, Senin (28/10).

Menurut Levi, Idham juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri di tahun 2010. Salah satu prestasinya adalah melumpuhkan teroris bom Bali, Dr Azahari dan komplotannya di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Saat itu, kata Levi, ia mendapat penghargaan dari Kapolri Sutanto, bersama dengan Tito Karnavian yang merupakan Angkatan 1987. Idham juga menjadi anggota tim kobra yang dipimpin Tito dalam memburu putra bungsu presiden RI kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Hal itu terkait kasus pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita pada 7 Agustus 2000 yang ketika itu melibatkan Tommy.

Adapun Tommy divonis 10 tahun penjara dalam kasus tersebut. Ia pun menjalani hukuman di Nusakambangan dan keluar di tahun 2006.

Idham juga menjadi wakil satuan tugas (satgas) pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik di Poso atau disebut Ops Camar Maleo. 

Levi optimistis, di tengah maraknya ujaran kebencian, hoaks, radikalisme, dan terorisme serta sejumlah kejahatan kriminal lain yang berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan di Indonesia, Komjen Pol Idham Aziz akan bekerja keras untuk memenuhi harapan Presiden Jokowi yang ingin melanjutkan capaian keberhasilan pembangunan infrastruktur juga sumber daya manusia ke depannya.

"Kami yakin, ke depan Polri di tangan Kapolri yang baru Bapak Komjen Pol Idham Aziz akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh warga Indonesia," katanya.

Sehingga, kata dia, Kabinet Indonesia Maju bisa maksimal bekerja dan seluruh pemerintah daerah juga memberikan pelayanan maksimal dalam menjalankan pwmerintahannya, dan Indonesia akan semakin maju.

Diketahui, Idham Aziz, Jenderal bintang tiga yang lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 1963 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988. Saat ini, Idham menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri. Ia mulai menjabat sebagai Kabareskrim sejak Januari 2019.

Sebelumnya, Idham menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya di tahun 2017, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri di 2016, Kapolda Sulawesi Tengah di 2014, hingga Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di 2013. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement