REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Sejumlah pemberontak etnis Myanmar mengumumkan telah membebaskan sejumlah warga India setelah mereka disandera dan diinterogasi di Rakhine, Senin (4/11). Akan tetapi, selama penyanderaan berlangsung, salah satu dari warga India yang ditahan tewas akibat kelelahan.
Dari sejumlah warga India yang disandera, salah satu dari mereka merupakan anggota legislatif. Sejak konflik etnis berlangsung di Rakhine, puluhan ribu warga terpaksa ke luar dari tempat tinggalnya dan mengungsi. Setidaknya, lebih dari 730 ribu warga etnis Rohingya meninggalkan Rakhine untuk menyelamatkan diri dari operasi militer pada 2017.
Tersanderanya sejumlah warga India pada Ahad menjadi aksi penculikan warga asing pertama yang dilakukan Tentara Arakan atau Arakan Army. Kelompok Bersenjata Arakan atau Tentara Arakan merupakan grup pemberontak beranggotakan para penganut Buddha yang menuntut otonomi lebih luas di Rakhine.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok pemberontak itu terus berkonflik dengan militer Myanmar. Juru bicara pemberontak mengatakan pada Ahad, ia menahan dan menginterogasi sejumlah warga India yang datang ke Rakhine menggunakan perahu. Namun, satu dari sejumlah sandera tewas akibat kelelahan dalam perjalanan menuju tepi pantai.
"Petugas kesehatan kami berusaha keras menyelamatkan korban, tetapi dia meninggal dalam waktu cepat," kata juru bicara Tentara Arakan, Khine Thu Kha.
Dia menambahkan pemberontak Arakan menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga korban. Tentara Arakan juga membebaskan warga India lainnya, tetapi satu anggota dewan yang turut disandera masih ditahan oleh pemberontak.
Sejauh ini, Pemerintah Myanmar belum memberikan tanggapan, sementara pejabat lain belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Staf Kedutaan Besar India untuk Myanmar di Yangon juga belum memberi tanggapan, meskipun telah dihubungi melalui kanal sosial medianya.
Banyak warga India bekerja membangun jalan di wilayah perbatasan antara India dan Myanmar, kata Narinjara, media lokal di Rakhine. Tentara Arakan pada bulan lalu mengatakan militer Myanmar menenggelamkan sejumlah perahu berisi beberapa tentara dan anggota kepolisian yang menjadi korban penculikan kelompok pemberontak. Banyak dari korban penculikan tewas akibat aksi militer Myanmar.
Tentara Myanmar menembak tiga kapal di perairan dekat Kota Rathedaung, lokasi ditahannya 50 warga. Sebagian besar dari mereka adalah pasukan keamanan yang diculik satu hari sebelumnya.
Militer Myanmar menenggelamkan dua unit perahu dan merusak satu kapal. Sementara itu pada awal bulan ini, beberapa anggota pemberontak yang diduga menyamar sebagai atlet naik ke dalam bus dan menyandera penumpang yang terdiri dari pemadam kebakaran serta warga sipil.