REPUBLIKA.CO.ID, BAKU – Vandalisme (perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni atau barang berharga lainnya) dari etnis Armenia terjadi di wilayah Karabakh yang diduduki.
Menurut situs berita Trend, seperti dilansir pada Rabu (6/11), hal itu diungkapkan Direktur Institut Ilmu Sejarah di The National Academy of Sciences di Azerbaijan, Yagub Mahmudov, pada sebuah pertemuan dengan direktur Departemen Ilmu Alquran dan Studi Islam di Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Dr Fahad al-Janwavi.
Mahmoduv mengatakan, wilayah modern Armenia terdiri dari tanah-tanah bersejarah Azerbaijan. Sementara negara Armenia di Kaukasus pertama dibentuk pada 1918. Dia memberi tahu al-Janwavi, bahwa bentuk vandalisme yang dilakukan orang Armenia dilihat dari upaya mereka merusak sekitar 300 masjid di khanate Iravan, termasuk di kota Iravan.
"Saat ini, vandalisme (perusakan) oleh etnis Armenia berlanjut di daerah pendudukan Karabakh. Masjid-masjid milik Azerbaijan dan monumen bersejarah lainnya telah dihancurkan di sana," kata Mahmudov.
Mahmudov menekankan bahwa Azerbaijan dan Kuwait adalah negara persaudaraan yang bersahabat. Menurutnya, negara-negara Muslim dipandang penting dalam kebijakan luar negeri Azerbaijan.
Selama periode Soviet, Azerbaijan mengalami banyak kesulitan karena sebagian besar memeluk Islam. Negara Republik Uni Soviet mencoba untuk menghancurkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam di Azerbaijan. Saat itu, masjid-masjid ditutup, tokoh-tokoh agama dan cendekiawan Muslim terkemuka dihilangkan, dan Alquran dibakar. "Meskipun semua itu, orang-orang berhasil melestarikan nilai-nilai Islam," tambahnya.
Pada pertemuan itu, Mahmudov juga menyajikan sebuah video yang menggambarkan tentang vandalisme dari etnis Armenia di Karabakh. Wilayah Karabakh di Azerbaijan merupakan wilayah terkunci di selatan dari Armenia dan sebelah barat dari Azerbaijan. Wilayah ini dijadikan bagian dari Oblast Otonomi Nagorno-Karabakh (NKAO), entitas administratif dari Republik Sosialis Soviet Azerbaijan. Setidaknya 94 persen populasi di Karabakh merupakan etnis Armenia.