REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasional Demokrat (Nasdem) membuka kemungkinan akan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden 2024. Hal ini tak lepas dari sejumlah kegiatan yang dilakukan Nasdem bersama dengan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.
"Ya yang namanya politik itu kan dinamis, tidak ada yang pasti saat ini. Jadi, tunggu sampai tanggal mainnya," kata Sekretaris Jenderal Nasdem Johnny G Plate di DPP Nasdem di Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
Kedekatan Nasdem dengan Anies kerap diperlihatkan beberapa waktu belakangan. Salah satunya saat Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu. Bahkan, Nasdem mengundang Anies Baswedan ke Kongres II di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 8 hingga 11 November nanti. Johnny mengatakan, Nasdem meminta Anies untuk memberikan sambutan sebagai kepala daerah di mana Nasdem menggelar kegiatan kongres.
Menteri komunikasi dan informasi itu mengatakan, Anies juga bukan merupakan sosok baru dalam tubuh Nasdem. Secara historis, ia mengungkapkan, Anies merupakan salah satu tokoh yang membacakan manifesto Nasdem dan salah satu pendiri ormas partai.
"Kami tidak akan mengingkari sejarah dan kami tidak akan mengingkari riwayat itu yang tercatat sebagai riwayat partai Nasdem," katanya.
Namun, Johnny mengaku tidak akan sembarangan dalam menentukan calon kepala negara yang akan diusung. Dia mengatakan, partai tetap akan memperhatikan lingkungan serta dinamika politik yang berkembang di masyarakat.
"Namun, partai politik mempunyai tugas untuk mentransmisikan keputusan dan kebijakan politik dgn mengacu pada sarana dan mekanisme demokrasi yang dimungkingkan," katanya.
Sebelumnya, Kongres II Nasdem akan dimanfaatkan untuk mematangkan strategi guna mencanangkan kemenangan di Pilkada 2020. Kongres, dia mepanjutkan, juga akan membahas pemenangan pemilu legislatif serta pemilihan presiden pada 2024.
Selain Anies, Nasdem rencananya juga akan mengundang Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, jajaran kabinet Indonesia Maju, serta ketua umum partai politik lainnya. Namun, mereka hanya akan diundang saat Nasdem menggelar penutupan kongres.