REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panduan bagi media agar menghindari pelaporan yang dapat memperburuk kejahatan berlatar kebencian terhadap Muslim telah diterbitkan. Anggota parlemen Skotlandia dari Partai Buruh, Anas Sarwar, telah membantu menghasilkan laporan yang ia harap akan menunjukkan kepemimpinan ke negara lain.
Panduan tersebut diterbitkan bersama oleh Kelompok Lintas-Partai (Cross-Party Group/CPG) tentang 'Mengatasi Islamofobia' dengan National Union of Journalists dan akademisi di Newcastle University. Kelompok ini menemukan bahwa para peserta mengatakan "berita utama menyakiti" dan mempertanyakan mengapa tidak ada lagi cerita positif tentang Muslim di media.
Laporan tersebut menemukan, bahwa terminologi kerap digunakan tanpa banyak memperhatikan keakuratan. Misalnya, istilah 'jilbab' dan 'burka' yang digunakan secara bergantian. Selain itu, dikatakan bahwa artikel-artikel terkadang merujuk pada kepercayaan Muslim individu ketika tidak jelas mengapa itu relevan dengan cerita tersebut.
Sarwar yang telah berbicara tentang pengalamannya sendiri tentang rasisme dan Islamofobia mengatakan, tujuan utama dalam menghasilkan pedoman ini adalah guna meningkatkan penggambaran, akurasi, representasi, dan terminologi yang digunakan tentang Islam dan Muslim. Sarwar sendiri merupakan ketua Kelompok Lintas-Partai tentang Mengatasi Islamfobia.
"Benar atau salah, orang menyalahkan politisi dan media karena meningkatnya perpecahan di masyarakat. CPG berangkat untuk mengatasi masalah ini, dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua jurnalis dan editor atas keterlibatan positif mereka dengan inisiatif inovatif ini," kata Sarwar, dilansir di Eveningtimes, Kamis (7/11).
Politisi ini mengatakan, pedoman itu dapat menunjukkan kepemimpinan dari Skotlandia ke seluruh Inggris dan bagian dunia lainnya. Ia berharap pedoman itu menjadi alat yang biasa digunakan dan bertindak sebagai panduan cepat untuk media.
"Dengan bersatu untuk menantang semua bentuk prasangka kita dapat membangun masyarakat yang toleran dan inklusif yang kita inginkan. Ini perjuangan untuk kita semua," ujarnya.
Sementara itu, rekan penulis laporan itu, Profesor Peter Hopkins dari Newcastle University mengatakan bahwa tujuan utama mereka dalam menghasilkan pedoman itu ialah untuk meningkatkan kualitas liputan dari pers tentang Islam dan Muslim.
"Kami tahu dari penelitian bahwa representasi media yang bermasalah memainkan peran kunci dalam membina Islamofobia, sehingga kami berharap bahwa panduan ini akan membantu meningkatkan penggambaran, akurasi, representasi dan terminologi yang digunakan tentang Islam dan Muslim, untuk kepentingan semua," kata Hopkins.