Sabtu 09 Nov 2019 06:54 WIB

Penjelasan Mengapa Kelahiran Muhammad SAW Adalah Anugerah

Kelahiran Muhammad SAW disambut segenap alam semesta.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Warga membaca zikir saat kenduri dengan sajian aneka makanan pada perayaan Maulid di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (7/11/2019).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Warga membaca zikir saat kenduri dengan sajian aneka makanan pada perayaan Maulid di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (7/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekira 14 abad yang lalu, sosok penutup para nabi yang menyempurnakan ajaran-ajaran ketauhidan sebelumnya lahir ke dunia. Kedatangannya begitu dinantikan alam semesta. Ialah Nabi Muhammad SAW, yang lahir sebagai wujud estafet dari risalah tauhid.

Muhammad lahir di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah dan tatanan dunia yang bermasalah kala itu. Beliau lahir pada 12 Rabiu'l Awal Tahun Gajah. Jauh sebelum kelahirannya, telah disebut-sebut akan lahir sosok nabi akhir yang zaman sebagai anugerah dan pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Baca Juga

Karena itulah, sebagai wujud penghormatan dan kecintaan akan Sang Nabi, momentum kelahirannya diperingati sebagian besar umat Islam di berbagai negara. Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ma'arif di Natar, Lampung, al-Habib Ahmad Ghazali Assegaf mengatakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada umat manusia adalah nikmat hidayah. Tanpa itu, kehidupan manusia tidak akan berguna atau sia-sia.

Bahkan, manusia tanpa hidayah akan menjadi orang yang sengsara di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Habib Ahmad mengatakan bahwa kelahiran Rasulullah SAW yang merupakan perantara atas datangnya hidayah merupakan anugerah atau nikmat terbesar yang Allah swt berikan kepada umat manusia.

"Bukan saja anugerah atau nikmat hanya kepada kaum Muslimin, tetapi juga kepada umat-umat yang terdahulu dan pada umat selain Muslimin," kata Habib Ahmad, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Jumat (8/11)

Hal ini telah Allah jelaskan dalam Alquran surah Ali Imran ayat 164, yang berbunyi, "Sungguh Allah telah memberikan anugerah (karunia) kepada orang-orang beriman dengan mengutus kepada mereka Rasul di antara mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Alkitab dan hikmah."

Oleh karena itulah, Habib Ahmad menjelaskan, Allah telah menegaskan bahwa Rasulullah saw merupakan anugerah kepada umat manusia, khususnya kepada orang yang beriman. Di dalam ayat lain, Allah berfirman tentang hal tersebut dalam surah al-Anbiya' ayat 107. Para ahli tafsir mengatakan, Rasulullah SAW merupakan rahmat untuk seluruh alam, yaitu seluruh makhluk Allah, baik manusia, jin, malaikat, hewan, tumbuhan, bahkan makhluk dari alam lainnya. Khususnya untuk orang-orang yang beriman, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw adalah perantara hidayah untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Adapun untuk orang-orang kafir, sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Abbas RA ketika menafsirkan ayat itu, bahwa orang-orang kafir mendapatkan rahmat berupa ditundanya azab. 

Ia menjelaskan, biasanya Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang menentang Rasul, yaitu berupa azab yang menyeluruh dan tidak menyisakan apapun. Namun, Allah menangguhkan azab itu sampai orang itu mungkin diharapkan mendapatkan hidayah dari Allah selama ia masih hidup di dunia. Anugerah yang diberikan Allah melalui Nabi Muhammad SAW tersebut tentunya harus disyukuri umat Muslim. 

photo
Warga menghadiri perayaan maulid akbar Kota Banda Aceh di Blangpadang, Banda Aceh, Aceh, Rabu (6/2/2019).

Untuk mensyukuri anugerah tersebut, Habib Ahmad menekankan agar umatnya mengetahui tentang sosok Rasululullah SAW dan perjuangannya dalam dakwah menyebarkan Islam serta betapa kecintaan dan pengorbanannya kepada umatnya. Dengan mengetahui semua itu, maka umatnya akan mampu bersyukur dengan tulus kepada Allah

"Oleh karena itulah, sebagai seorang Muslim, kita wajib belajar tentang sejarah Rasulullah. Termasuk dalam perjuangan dakwahnya, kehidupan sehari-hari, dan interaksinya dengan keluarga dan umatnya, sahabatnya dan lain sebagainya," lanjutnya.

Selain itu, ia melanjutkan, bahwa umat Muslim harus menumbuhkan rasa cinta kepada sosok Rasulullah saw sendiri. Dalam hal ini, umat Muslim tentunya harus mencintai Muhammad sebagai seorang personal Muslim yang baik yang menjadi teladan bagi mereka.

Teladan itu dapat diterapkan dengan mempelajari kehidupannya, akhlaknya kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya, mengetahui sosok fisiknya, dan adab (perilaku) dalam segala aktivitas kehidupan, seperti duduk, makan, dan dalam ibadah.

Selanjutnya, cara mensyukuri anugerah itu ialah dengan mempelajari syariat yang dibawa oleh Rasulullah saw. Habib Ahmad mengatakan, umat Muslim khususnya harus menerima ajaran Rasulullah saw dengan sepenuh hati serta mengamalkannya dengan sungguh-sungguh.

"Sebagai seorang Muslim tentu kita harus belajar agar ibadah kita sempurna dan kita harus menerima apapun yang diajarkan dalam syariat, meskipun di antara ajaran syariat itu mungkin ada yang tidak sesuai logika atau keinginan manusia," katanya.

Dalam menerima ajarannya, Habib Ahmad mengatakan bahwa perlu untuk menghilangkan ego dalam diri demi mengikuti Rasulullah saw. Selain itu, diperlukan kesungguhan di dalam melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW.  

"Jangan sampai ketika kita mendapatkan ilmu tentang sebuah syariat, tetapi kita tidak melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maka itu tanda bahwa cinta kita tidak dengan sebenar-benarnya," ujarnya.

Selanjutnya, Habib Ahmad mengatakan bahwa umat Muslim tentunya harus meneladani Nabi saw dengan mencintai apa-apa yang dicintai oleh beliau, dan membenci hal-hal yang dibencinya. Baik itu berupa dalam sosok manusia, perilaku, atau pun barang.

Di antara sosok di mana Rasulullah menunjukkan kecintaan besarnya kepada mereka adalah para sahabat Nabi saw. Menurut Habib Ahmad, mereka adalah sosok yang mulia dan istimewa, yang Allah tetapkan untuk menemani dakwah Rasulullah SAW.

Di samping itu, sosok yang dicintai Rasulullah saw adalah para keluarga Nabi saw yang disebut dengan Ahlul Bait. Sebagai Muslim, Habib Ahmad menekankan agar umat Nabi saw mencintai mereka. Kemudian, yang patut dicintai umat Muslim adalah para ulama. Sebab, mereka adalah pewaris Rasulullah SAW. "Merekalah (ulama) yang membawa ilmu dan meneruskan perjuangan serta dakwah Rasulullah SAW," tambahnya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement