REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rasulullah SAW ketika menjadikan Islam berdaulat dipengaruhi dua hal yakni tradisi keilmuan dan spirit of sharing (kepedulian sosial). Hal itu diungkap Deputi Direktur Pusat Kajian Strategis Baznas, Muhammad Choirin, Jumat (8/11).
“Indikatornya dakwah kuat, maka kontribusinya makin kuat,” kata dia.
Menurutnya, persoalan mualaf tidak akan selesai apabila tradisi keilmuan belum dikuatkan sehingga tidak akan kelihatan kontribusinya. Namun, saat ini dakwah di masyarakat ini sudah bagus. Setiap dakwah yang berjalan menyertakan upaya memperkuat ekonomi di daerah tujuan dakwah.
“Ini bagus,” kata dia.
Karenanya bicara prioritas pembinaan mualaf, kata dia, pada akhirnya mengerucut pada dua hal tadi yakni pikiran (akidah atau ilmu) dan perut (ekonomi). “Hal ini yang perlu diperkuat,” ucapnya.
Mengapa prioritas, kata dia, persoalan mualaf ini kompleks. Namun, sumber daya yang ada terbatas. Karenanya perlu ada sinergitas dimana, Puskas Baznas ini akan memainkan perannya dalam penyediaan data.
“Misalnya daerah mana yang butuh bantuan, lalu elemen dainya berjalan ini contohnya,” kata dia.