Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengakui ada PR besar yang harus dilakukan BI, yakni pendataan UMKM. Dari 11 juta UMKM yang ada di Jawa Timur, BI belum mengetahui UMKM mana yang sudah layak ekspor, siap ekspor, dan yang harus dibina lagi.
Hal ini disampaikannya di sela acara Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/11/2019). "Kami sedang kerja sama dengan bea cukai, dinas perdagangan dan koperasi agar kami punya gambaran lebih jelas berapa persen UMKM yang layak ekspor, siap ekspor, siap ditingkatkan, dan mana yang harus dibina dari awal," terang Difi.
Baca Juga: BI Siapkan UMKM Tembus Pasar Timur Tengah dan China
Menurutnya, hal ini juga akan menjadi fokus perwakilan BI Jawa Timur di tahun depan. Untuk itu, pihaknya siap berkeliling ke daerah-daerah untuk memperoleh data dan informasi tersebut.
"Jadi, memang PR paling pertama kami ini adalah melakukan pendataan dan mereka ini terpencar ada yang di Blitar, Tulungagung, Jember, dan Banyuwangi," tukasnya.