Sabtu 09 Nov 2019 13:52 WIB

Irma Suryani Jelaskan Pidato Surya Paloh

Pidato Surya Paloh tak menyinggung partai manapun.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago menegaskan bahwa pidato Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada pembukaan Kongres Partai Nasdem Jumat (8/11) malam tidak menyinggung partai manapun. Ia justru mempertanyakan adanya sikap saling curiga yang muncul dari berbagai pihak.

"Ayolah kita bangun kepercayaan satu dengan yang lainnya, jangan lagi saling curiga. Karena kami melihat ketika PDIP membawa Gerindra toh kami juga tidak protes," ujar Irma di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/11).

Baca Juga

Irma menambahkan Nasdem melihat niat baik Presiden dan niat baik Prabowo adalah untuk membangun bangsa menjadi lebih baik. Seharusnya komunikasi yang dilakukan Nasdem dan PKS juga dipandang demikian.

"Kenapa kemudian ketika kita berkomunikasi dengan PKS untuk bisa juga dengan menjadi partner konsultif menjadi masalah?," ujarnya.

Irma juga menepis anggapan bahwa Nasdem ingin membentuk poros baru dan keluar dari koalisi. Nasdem mengaku memiliki tanggung jawab mendukung pemerintahan Jokowi-Maruf hingga 2024.

"Ini pilpres saja baru selesai kan enggak mungkin namanya nasdem itu yang mendukung presiden tanpa sarat dan mahar dari 2014 mau meninggalkan yang sudah kita menangkan begitu saja itu pekerjaan bodoh, pekerjaan sia-sia dan bodoh, enggak mungkin itu kita lakukan," tuturnya.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pidatonya di  pembukaan kongres II Partai Nasdem sempat menyindir partai yang mengaku paling nasionalis dan berjiwa pancasila. Momen itu berawal dari pandangan Surya Paloh mengenai kecurigaan terhadap langkah politik yang dilakukan Partai Nasdem. Menurutnya hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai di dalam Pancasila.

"Pancasila sebagai pegangan untuk kita, Way of life, way of thinking. Tapi kita tidak laksanakan itu. Ngakunya partai yang nasionalis, yang pancasilais. Ya buktikan aja, rakyat membutuhkan pembuktikan partai mana yang paling mengamalkan pancasilais," kata Paloh, di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).

Menurutnya jika ada partai yang terus menerus menyampaikan propaganda kosong dan mengajak berkelahi satu sama lain, maka ia memastikan bahwa itu bukanlah sikap pancasilais. Ia pun menyerukan kepada seluruh kadernya, jika Nasdem ingin dikenal sebagai partai pancasilais maka Nasdem harus bersikap rendah hati.

"Rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran-pikiran bersama teman, jangan musuhin teman, itu baru mengamalkan Pancasila. Kalau ini tidak dijalankan yang paling menangis adalah proklamator bangsa ini," ungkapnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement