Selasa 12 Nov 2019 08:31 WIB

Pilpres Masih Jauh, Tapi Nasdem sudah Mau Jaring Capres

Kongres Nasdem sempat meminta kesediaan Paloh menjadi capres.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan partainya akan mencari figur yang bakal diusung pada Pilpres 2024 sejak dua tahun sebelum pelaksanaan pilpres. Paloh menyatakan, salah satu misinya kembali memimpin Nasdem sejak terpilih dalam Kongres II Nasdem di Jakarta pada Ahad (10/11) kemarin adalah membuka ruang dan potensi bagi anak negeri yang pantas memimpin mulai 2024.

Paloh menegaskan, Kongres Nasdem sudah memutuskan untuk mengambil inisiatif dengan menggelar konvensi calon presiden dalam memutuskan dukungan terhadap calon presiden 2024. Kita akan lakukan dengan sungguh-sungguh, dengan kebajikan, untuk memilih salah satu yang terbaik melalui konvensi capres. Ini harapan kita," tutur Paloh dalam pidatonya pada perayaan HUT ke-8 Partai Nasdem di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11).

Baca Juga

Paloh sempat menceritakan hasil kongres juga meminta persetujuannya untuk bersedia dicalonkan menjadi presiden pada Pilpres 2024. Pernyataan ini sempat membuat Presiden Joko Widodo yang ikut hadir pada perayaan HUT Nasdem bertepuk tangan sembari tertawa.

Menurut Paloh, mandat kongres untuk mengusungnya menjadi capres bisa dilakukannya, tetapi jika mandat itu diberikan 20 tahun lalu. Paloh menegaskan, saat ini ia tidak ingin mengemban amanat untuk menjadi calon presiden.

Ia menegaskan, saat ini tugasnya adalah mencari sosok-sosok yang mungkin pantas dan patut untuk memimpin Indonesia mulai 2024. Paloh sempat menyinggung sejumlah nama potensial yang diprediksi akan dipilih Nasdem untuk diusung sebagai capres 2024. Namun, semua nama yang muncul belum menjadi keputusan resmi partai untuk diusung sebelum melalui konvensi capres Nasdem.

Nama seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, atau Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa diakui Paloh memang potensial. Namun, mantan politikus Partai Golkar itu tidak menyebut nama Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo.

"Kalau ada yang menyatakan kalau ini berpihak pada Bung Anies, ah salah itu. Berpihak pada Ridwan Kamil, apalagi, salah juga itu. Khofifah? Belum tentu. Kader Nasdem? Belum tentu juga. Lalu siapa? untuk itulah kita cari bersama," ujarnya menegaskan.

Melihat manuver Nasdem ini, mengingatkan kembali pada pergerakan mereka yang lebih gesit dibandingkan PDIP soal mencari figur pemimpin. Misalnya, pada pencalonan pejawat Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 lalu, atau pencalonan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar. Nasdem lebih dulu mengambil inisiatif untuk mendeklarasikan siapa sosok yang diusungnya, dan terbukti berhasil.

photo
Gubernur Anies Baswedan memeberikan sambutan dalam kongres II Nasdem di JIExpo Jakarta Pusat, Jumat (8/11).

Sosok potensial

Anies sendiri menegaskan, dia masih akan fokus untuk mengurus DKI Jakarta. Ia ingin fokus pada amanahnya menjadi gubernur DKI Jakarta. Anies juga mengaku belum mengetahui soal rencana Nasdem ingin menggelar konvensi memilih capres yang akan diusung partai yang dipimpin Surya Paloh itu.

"Memang ada konvensi? Saya tidak tahu. Saat ini saya masih urusin Jakarta. Tuntaskan semua amanat di Jakarta, baru nanti kita memikirkan yang lain. Jangan semuanya dipikirin sekarang. Gitu ya," tutur Anies.

Ia menegaskan, masih terlalu dini membahas soal Pilpres 2024.Sebab, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga baru saja dilantik. Terlebih, kepemimpinan Anies di Jakarta baru dua tahun. "Saya ini, masya Allah, bekerja di Jakarta baru dua tahun. Terus Presiden baru dilantik, belum satu bulan. Jadi, rileks dulu saja. Saya sekarang tetap fokusnya di Jakarta, fokusnya kegiatan-kegiatan terkait Jakarta," ujarnya.

Di tempat terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) juga mengaku masih terlalu jauh untuk membicarakan kontestasi Pilpres 2024. Menurut Emil, saat ini dia ingin menunjukkan kinerja terbaik sebagai gubernur Jabar terlebih dulu.

"Terlalu jauh saya kira. Saya tidak mau bahas itu (peluang diusung Nasdem), yang tidak jelas, tidak pasti. Kita fokus yang ada dulu, kita bahas Jawa Barat, kita bahas pembangunan hari ini," kata Emil, Senin (11/11).

Emil mengaku, jika telah melaksanakan amanat warga Jabar dengan sangat baik sebagai pemimpin, bukan tidak mungkin dia akan menerima tawaran menjadi calon presiden selanjutnya. "Itu pertanyaan ditanyakannya pas menjelang-menjelang, jangan sekarang. Terlalu jauh. Kita baru mendukung periode kedua Pak Jokowi. Jabar fokus dukung Jokowi-Ma'ruf Amin, kita sukseskan. Setelah itu, meraih kesuksesan bersama," kata dia.

Sementara, Ketua Bidang Politik dan Keamanan PDIP Puan Maharani memersilakan jika Nasdem ingin mengusung Gubernur Jateng Ganjar sebagai capres 2024. PDIP menyerahkan keputusan itu kepada Ganjar sendiri. "Silakan saja, tinggal yang dirayu mau apa tidak,"ujar Puan.

Ia menjelaskan, Ganjar punya hak jika nantinya didukung oleh Nasdem pada Pilpres 2024. Namun, PDIP memiliki peraturan bagi kader yang akan maju dalam kontestasi. (rizkyan adiyudha/amri amrullah/arie lukihardianti/nawir arsyad akbar ed: agus raharjo)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement