REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Pengunduran diri presiden Bolivia Evo Morales diikuti sejumlah pejabat yang akan menggantikannya. Kemungkinan terbesar posisi Morales akan digantikan oleh Wakil Presiden Kedua Senat Jeanine Anez.
"Jika saya mendapat dukungan dari mereka yang melakukan gerakan ini untuk kebebasan dan demokrasi, saya akan mengambil tantangan, hanya melakukan apa yang perlu untuk memanggil pemilihan yang transparan," kata Anez.
Politikus oposisi ini pun telah berada di ibu kota La Paz, untuk menawarkan diri mengambil alih kendali Bolivia. Dia pun dikawal oleh pasukan militer saat berada di gedung legislatif.
Tapi, pengunduran diri Morales masih perlu disetujui oleh Majelis Legislatif yang diselenggarakan oleh Kongres. Majelis mengatakan akan melakukan pertemuan pada pukul 16.00 waktu setempat, Selasa (12/11).
Hanya saja, pertemuan ini bisa saja mundur dari jadwal yang sudah ditentukan mengingat, saat ini La Paz sedang dalam kondisi genting karena pendukung kubu Morales dan oposisi turun di jalanan. Anez pun mengatakan, Senat akan mengadakan sesi pada Selasa dan mendesak anggota partai Gerakan Sosialisme (MAS) Morales hadir. Senat akan mendesak seluruh kelompok untuk menemukan solusi konstitusional dan menentukan presiden sementara.
Di bawah hukum Bolivia, ketika presiden dan wakilnya mengundurkan diri, maka posisi sementara kepemimpinan negara diserahkan kepada ketua Senat. Namun, Presiden Senat Adriana Salvatierra juga ikut mundur pada Ahad setelah pengumuman Morales.
Setelah pengumuman pengunduran diri Morales, Ahad malam menjadi lebih mencekam di ibu kota. Kelompok-kelompok turun ke jalan, melakukan penyerangan terhadap pusat bisnis dan properti dibakar. Sekolah dan toko sebagian besar ditutup, sementara transportasi umum dihentikan, jalan-jalan diblokir, dan kelompok politik saingan bentrok di jalan.
Angkatan Bersenjata Bolivia mengatakan akan bergerak melindungi layanan publik yang penting. Kondisi ini melihat meningkatnya kekerasan dan perusakan yang menyebabkan layanan listrik dan air terputus di beberapa daerah.
"Saya takut apa yang akan terjadi, semuanya berantakan di kota. Ada pertikaian di antara tetangga," kata warga berusia 35 tahun di La Paz, Patricia Paredes.
Keberadaan Morales yang sebenarnya tidak diketahui. Ia diyakini telah pergi dengan pesawat kepresidenan ke provinsi Chapare. Wilayah itu merupakan basis pendukung yang menjadi tempat dia mulai dikenal sebagai pemimpin serikat pekerja.