Jumat 15 Nov 2019 00:38 WIB

Gandeng Taufik, Sholeh Deklarasi Cawali Surabaya Jalur Independen

Pemilihan wali kota Surabaya akan berlangsung pada 2020.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Advokat asal Surabaya, M Sholeh dan Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur, Taufik Hidayat alias Cak Monyong, mendeklarasikan diri sebagai pasangan cawali dan cawawali jalur independen yang akan maju dalam pilwali Kota Surabaya 2020.

Kompak mengenakan hem putih, Sholeh dan Taufik diiringi puluhan relawan pengusungnya melakukan deklarasi di depan rumah HOS Tjokroaminoto yang berada di Jalan Peneleh gang VII no 29 Surabaya, Rabu (14/11/2019).

Sebelum mengucapkan deklarasi dengan mengusung jargon 'Surabaya Merakyat', Sholeh dan Taufik terlebih dahulu menyanyikan lagu Padamu Negeri.

Taufik Hidayat mengatakan pihaknya sengaja memilih rumah HOS Tjokroaminoto untuk mengucapkan deklarasi karena ingin meniru para leluhur dimana di tempat tersebut digunakan untuk mewujudkan Indonesia Merdeka.

"HOS Tjokroaminoto, Bung Karno, Agus Salim, KH Mas Mansyur, Tan Malaka di tempat langgar atau padepokan ini yang biasanya digunakan untuk mewujudkan Indonesia Merdeka. Sehingga kami ingin mendapatkan risalah sabdo pandita apa yang akan di dawuhkan itu yang nantinya kita lakukan lima tahun ke depan," kata Taufik Hidayat.

Sementara itu saat ditanya apakah sudah memiliki modal yang cukup untuk menjadi sosok yang selevel dengan Wali Kota Risma yang telah menjabat dua periode dengan kinerjanya?

M Sholeh yang juga Wakil Ketua DPD Partai Gerindra mengaku bahwa tidak dipungkiri di dalam survei maupun di media sosial (medsos) pendapat publik terkait Wali Kota Risma itu tidak ada tandingannya dan banyak jasanya.

"Oke iya. Tapi tahun 2010 saat pertama kali mencalonkan dirim Bu Risma bukan siapa-siapa. Artinya tanpa ada pembuktian setelah lima tahun menjabat itu dianggap berhasil sehingga tahun 2015 tidak ada berani maju sehingga pada akhirnya Pak Rasio maju," jelasnya.

"Namun disini kita ingin sadarkan pada publik bahwa kalau kita terjebak atau mengkultuskan seseorang, undang-undang tidak mengakomodir. Undang-undang hanya menyatakan maksimal dua periode jadi mau tidak mau Bu Risma selesai, maka kita bicara lembaran baru," imbuhnya.

Dalam berbicara lembaran baru itu, warga diharapkan tidak berfikiran bahwa nantinya akan mengikuti apa yang nantinya akan dicalonkan Wali Kota Risma.

"Kekuasan itu kita tidak boleh diserahkan pada bu Risma yang memilih. Bukan begitu, sekarang zamannya itu siapa yang maju dan siapa yang disukai masyarakat itu yang nantinya akan dipilih," jelasnya.

Ia mengatakan deklarasi itu dikuatkan dengan upaya-upaya yang telah dikerjakan oleh Sholeh dan Taufik. Selain itu diusianya ke 40 tahun, dirinya selama 20 tahun terakhir telah membantu advokasi di tengah-tengah warga.

"Kita dan Cak Taufik itu banyak berbuat untuk warga. Kita juga punya rekam digital yang bisa diakses oleh warga, saya sudah berbuat apa, Sak Taufik juga sudah berbuat apa," paparnya.

Ia mneyebut, dirinya memilih Taufik adalah sebuah nilai positif untuk maju pada Pilwali Surabaya 2020 mendatang.

"Kami optimis dan kita yakin yang terbaik. Karena latar belakang kita sama-sama aktivis dan artinya kita sama-sama petarung itu menambah energi positif bagi kita," jelasnya.

Selain itu mereka mengklaim mampu mengumpulkan kurang lebih sekitar 138 ribu Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menjadi persyaratan dari KPU.

"Dalam waktu dekat akan menyelesaikan persyaratan itu. Saat ini saya sudah pegang 90 ribu KTP, dan kami akan melaunching aplikasi serta mendirikan booth di pusat keramaian untuk mengumpulkan 40 ribu yang menjadi kekurangan itu," tandasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement